Mohon tunggu...
Alifito Rachmaya
Alifito Rachmaya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 2 | SMAN 1 Padalarang

Alifito Rachmaya XII MIPA 2 SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pretty Day/ie

1 Maret 2022   18:08 Diperbarui: 1 Maret 2022   19:30 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Iya kamu bisa melihatnya setelah membukanya..." Setelah mendapatkan jawaban dari Dinda, Azhar mengenggam kenok pintu dan membukanya perlahan.

            Kriiiiiettt..

            "HAHAHAHHAHAHAHHAHAHHAHAHAHHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHA"

            Suara tawa creepy terdengar seketika, Azhar terkejut dengan apa yang ada di dalam ruangan, sebenarnya suara itu berasal dari belakang Azhar hanya saja ia tidak bisa memalingkan wajahnya dari apa yang ia lihat di depan. Kaki yang tak menapak, tangan yang bergelantungan, tatapan kosong yang melihat ke bawah dan sebuah tali yang melilit leher yang menahan tubuhnya tidak terjatuh, darah terus menetes ke lantai, tak hanya satu tubuh ternyata ada dua lagi yang digantung dibelakangnya. Dinda...Diva... dan Ira... mereka bertiga lah yang sekarang Azhar lihat, Azhar bertekuk lutut dihadapan mayat mereka.

            "Gak...gak...gak... ini pasti bohong, ini pasti candaan, gak mungkin gak mungkin!" Azhar meyakinkan dirinya bahwa apa yang ia lihat hanyalah candaan, ia menjatuhkan kepalanya ke lantai dan menangis tidak percaya.

            Sefiera dan Putri yang sedang menyusul seketika berhenti dari langkahnya, mereka berdua melangkah mundur, mereka melihat dibelakang Azhar adanya seseorang, Wanita itu!!! Wanita itu yang berada dibelakang Azhar dan sedang tertawa, tatapan wanita itu seketika berpaling dari Azhar dan sekarang menatap mereka berdua, wanita itu berjalan menghampiri mereka, ia terus mengusap pipi sebelah kirinya sambil berjalan. Putri yang tidak ingin mati mendorong Sefiera hingga tersungkur ke depan, ia sengaja mengorbankan temannya yang penting dirinya selamat. Putri berlari meninggalkan Sefiera sendiri dihadapan wanita itu, Sefiera menangis, ia tak menduga bahwa teman terdekatnya menghianatinya, ia mengutuk Putri bahwa ia akan mati lebih sadis dari pada dirinya tapi tetap saja ia tak tahu bagaimana nasibnya saat ini, Sefiera mengangkat kepalanya dan melihat wanita itu berada di hadapannya.

            "Kulit yang sangat bagus." Tangan yang sangat lembut mengusap pipi Sefiera, "Kamu tidak perlu mengutuk seperti itu, temanmu memang akan mati lebih mengenaskan dari pada dirimu, KARENA SAYA TIDAK MENYUKAI ORANG ORANG SEPERTI TEMANMU."      Wanita itu tersenyum creepy.

            Sefiera memejamkan matanya, ia ketakutan setengah mati, ia ditarik... rambutnya dijambak digusur ke sebuah ruangan, Azhar masih bertekuk lutut hingga ia juga  digusur oleh sang wanita ke ruangan yang sama.

            Nabil yang terburu buru tak sengaja ia bertabrakan dengan Putri, ketika Nabil tersadar bahwa Putri berlari seorang diri ia bertanya bagaimana kondisi Sefiera dan Azhar, Putri tak membalas dan segera berlari ke lantai atas. Dengan tingkah lakunya Putri yang seperti itu terlihat bahwa keadaan dibawah sangatlah genting!  Nabil semakin terburu buru melihat kondisi bawah tapi pada saat ia tiba di depan lorong, ia melihat sepasang kaki yang digusur ke ruangan. Ketika Nabil akan berlari mendekati ruangan itu, seseorang memanggilnya untuk berhenti, Adilah menahan Nabil untuk bergerak secara gegabah, ia berkata jika Nabil kesana mungkin saja itu jebakan seperti yang terjadi kepada Azhar, ia meminta untuk Nabil pergi bersama sama melihat ruangan itu. Mungkin ini bisa menjadi pisau bermata dua, kemungkinan mereka mati bersama atau ini bisa menjadi lebih membantu melawan sang wanita. Satu persatu mereka semua berkumpul hingga ada dua belas orang menghadap lorong yang penuh dengan aura yang mencekam, mereka ketakutan tapi mereka mencoba berdiri dengan tegar, mereka ingin melihat orang orang terkasih yang sedang menunggu dan mengkhawatirkan mereka.

            Kami bergerak berbaris berpasangan, apakah kalian ingat jika ruangan terdapat 7-12 ruangan? Lantai ini memiliki ruangan paling banyak dari pada lantai lain, kami mulai melangkah melewati ruangan pertama dan kami membuka ruangannya  secara perlahan dan hasilnya nihil... ruangan kedua... ruangan ketiga... ketika kami berjalan ke ruangan keempat, dua orang paling depan memberitahu kalau ruangan itu lebih baik untuk tidak dilihat karena ruangan ini sudah terbuka dan ini adalah ruangan dimana Azhar hanya mematung melihat kedalamnya tetapi mereka tetap melihat kedalamnya, mereka menangis dalam sunyi walaupun berat melangkah tapi mereka tetap melakukannya. Ruangan lima... ruangan enam... ruangan tujuh...

            Cklaaak... Krieeeet....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun