Mohon tunggu...
Taufiqillah Al-Mufti
Taufiqillah Al-Mufti Mohon Tunggu... -

Jl. Jonggring Saloko, Madukoro, Semarang Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Geger Desa

27 Juli 2016   09:03 Diperbarui: 28 Juli 2016   04:37 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suminyem belum membuka pembicarakan setitik pun pada Yanto perihal itu. Ketakutannya, Yanto malah mengendor. Karena ketokohan Sanikem di desa yang kuat, dan sangat diunggulkan oleh Yanto. Bila Yanto tahu Sanikem melempar mandat – dan kerja revolusi – itu kepadanya. Jika Yanto sanggup, maka tiada masalah, tapi jika tidak bagaimana. Siapa lagi yang mampu membawa perubahan. Sanikem tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia fikirkan matang-matang.

Dengan gerakan yang halus dan berjingkat-jingkat tanpa membunyikan suara sekecil apapun, menuju ke rumah Sanikem.

(10)
Di rumah Sanikem,

Nyem,kau dapat undangan perihal musyawarah desa?.” Suminyem memulai pembicaraan terfokus.

“Iya.”

“Kau datang?.”

“Kalau kau?.”

“Aku datang.”

“Aku juga.”

Pandangan Sanikem  berpindah menuju kepada Yanto. Merasa diperhatikan, Yanto merunduk dalam-dalam:

“Kau yang namanya Yanto,” Yang dipanggil mengarah ke Sanikem. “Kau siap bila terpilih menjadi kepala desa?, jawab.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun