Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Love in Dumay: Cinta yang Menyentak

26 Juli 2015   09:06 Diperbarui: 1 April 2017   08:57 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Lantas kenapa dia tak memperjuangkan cintanya…?! Tak coba untuk mempertahankan cintanya…?!” kecam Ben lagi.

“Ah, Ben... Barangkali memang tak semua bisa langsung dicerna jika hanya mengandalkan yang kasat mata saja... Apakah Ben pikir Ajo tak pernah memperjuangkan cinta Mulan? Tapi lihatlah hasilnya, Ben... Lihat yang terjadi pada Ajo...”

“Ini adalah sesuatu yang berbeda, Ajo...!”

“Sebutkan, Ben, dimana perbedaanya...”

“Caramu keliru...!”

“KELIRU KATAMU, BEN...?!!!” sentak Ajo sambil berdiri. Suaranya meminjam guntur. Keras juga riuh.

“Kekeliruan saya satu-satunya adalah tidak membuntingi Mulan…!!! Kekeliruan saya satu-satunya adalah tetap mati-matian menjadikan Islam sebagai pegangan…!!! Kekeliruan saya satu-satunya adalah menolak untuk tidak setia serta, terus bertahan dengan hanya satu cinta hingga amat tersendat dalam melanjutkan hidup…!!! Dan, kekeliruan saya satu-satunya, Ben... adalah... teramat mencintainya...! Hingga tak bisa melakukan semua yang buruk yang dapat membuatnya terluka, meski jika dengan itu bisa membuat kami tetap bersama...” setetes bening menitik di wajah keras itu. Wajah yang sebelumnya tak pernah kalah sekalipun melawan kerasnya dunia.

“Itulah hukuman bagi orang-orang yang berzina...!” masih saja Ben mengecam.

“Ah, berzina katamu, Ben...” ucap Ajo lagi sambil menatap jauh ke arah langit. “Tahukah kau berapa banyak zina yang telah saya tolak mentah-mentah? Atau berapa ajakan yang saya abaikan? Tawaran yang tak saya indahkan? Tahukah kau berapa harga zina sekarang, Ben...? Dan tahukah Ben, berapa yang perlu saya keluarkan untuk melakukan zina? Tak sepeserpun…! Walau hingga kini tak mengerti kenapa, namun secara aneh saya memang terus bisa membuat wanita melakukan apapun yang saya inginkan: Dengan kerelaan yang sangat. Bahkan tak jarang tanpa perlu saya memintanya...”

“Tapi saya tak pernah melakukan semuanya, Ben...! Tak pernah…! Bahkan jika saya mau, saya dapat membuat Mulan merelakannya untuk saya: Sejak dia masih belia…!!!”

“Tapi saya benar-benar tak melakukannya, Ben... Karena saya mencintai Mulan, dan bukan sekedar ingin bersetubuh dengannya, dan bukan sekedar ingin berzina dengannya... SALAHKAH CINTA SAYA YANG SEPERTI ITU, BEN...?!!!”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun