Setelah berdiskusi, Alya merasa lebih lega. Namun, di dalam hati, ia masih meragukan apakah mereka benar-benar bisa menutup masa lalu. Sementara itu, Arga tampak lebih optimis, bertekad untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bersama Alya.
Keesokan harinya, saat Alya sedang belajar di kamarnya, tiba-tiba ia menerima pesan dari Arga. "Alya, bisakah kita bertemu di taman setelah kuliah? Aku ada yang ingin dibicarakan."
Alya merasa jantungnya berdebar. "Tentu, ada apa?" balasnya, meskipun ia merasa sedikit cemas.
"Cuma ingin membahas tentang presentasi dan sedikit hal lainnya," tulis Arga.
Setelah kuliah, Alya bergegas menuju taman. Saat ia tiba, ia melihat Arga duduk di bangku, terlihat gelisah. "Hai, Alya. Terima kasih sudah datang," katanya saat melihatnya.
"Hai, Ga. Ada apa? Kau terlihat serius," tanya Alya, merasakan ada yang tidak biasa.
"Aku baru saja berbicara dengan Mira. Dia ingin kita bertemu lagi untuk membicarakan hal-hal yang belum jelas," jelas Arga.
Alya terkejut. "Apa? Kenapa? Aku pikir kita sudah menyelesaikan semuanya."
"Dia merasa ada beberapa hal yang perlu diperjelas, dan aku merasa penting untuk menanggapinya. Aku ingin memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal," jawab Arga.
Alya merasa bingung. "Jadi, kau akan pergi menemui dia lagi?"
"Ya, tetapi aku ingin kau menemaniku. Aku tidak ingin pergi sendirian. Ini tentang kita, dan aku ingin kamu ada di sampingku," kata Arga.