"Sekarang kita bisa memikirkan rencana kita selanjutnya. Mungkin merencanakan usaha kecil yang kita impikan?" Alya berkata dengan semangat, membayangkan apa yang bisa mereka capai bersama.
"Ya, kita bisa mulai membuat rencana dan melakukan riset. Siapa tahu, itu bisa menjadi awal dari sesuatu yang besar!" jawab Arga, merasa terinspirasi.
Ketika hari semakin malam, mereka berdua memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kampus. Suasana tenang dan bintang-bintang bersinar cerah, menciptakan latar belakang yang sempurna untuk momen-momen indah mereka.
Saat mereka berjalan beriringan, Alya tidak bisa menahan perasaannya. "Ga, aku ingin mengucapkan terima kasih. Kau telah menjadi bagian terpenting dalam hidupku. Tanpa dukunganmu, aku tidak akan bisa sejauh ini."
"Dan aku berterima kasih padamu, Alya. Kau telah mengajarkanku arti dari cinta dan persahabatan. Aku ingin kita terus melangkah bersama," jawab Arga, menatap mata Alya dengan penuh cinta.
Dengan hati yang penuh harapan dan cinta, mereka melangkah maju ke arah yang tidak pasti. Namun, mereka percaya bahwa bersama, mereka dapat menghadapi semua tantangan yang ada di depan mereka. Langkah baru telah dimulai, dan keduanya siap menjelajahi perjalanan yang lebih besar bersama.
Bab 17: Penghalang yang Tak Terduga
Setelah merayakan pencapaian mereka, Alya dan Arga merasa semangat dan optimisme mengalir di dalam diri mereka. Rencana untuk memulai usaha kecil semakin jelas, dan mereka berdua mulai melakukan riset tentang apa yang dibutuhkan untuk mewujudkan impian itu.
Namun, tidak lama kemudian, kehidupan mulai menampilkan tantangan yang tidak terduga. Suatu malam, saat Alya sedang menyelesaikan tugas kuliah di rumah, ia menerima pesan dari Arga yang membuatnya cemas.
"Alya, kita perlu bicara. Ada sesuatu yang terjadi," tulis Arga.
Hati Alya berdebar kencang. Ia segera membalas pesan itu dan meminta Arga untuk bertemu. Ketika mereka bertemu di sebuah kafe, Alya bisa merasakan ketegangan di wajah Arga.