Arga tersenyum lebar. "Itu ide yang luar biasa! Aku bisa membayangkan kita mengelola tempat itu bersama. Kita bisa menghadirkan acara-acara kecil dan membuat orang-orang merasa nyaman."
Percakapan itu membuat keduanya semakin yakin akan masa depan yang ingin mereka ciptakan bersama. Setelah makan, mereka memutuskan untuk menjelajahi pantai lebih lanjut. Mereka berjalan-jalan, mengambil foto, dan menikmati keindahan alam di sekitar mereka.
Saat matahari mulai terbenam, mereka menemukan spot yang sempurna untuk menyaksikan momen indah itu. Alya dan Arga duduk bersebelahan, menikmati pemandangan langit yang berubah warna menjadi merah jambu dan oranye.
"Ga, aku sangat bersyukur bisa berada di sini bersamamu. Ini adalah salah satu hari terbaik dalam hidupku," ucap Alya, menatap Arga dengan penuh rasa syukur.
"Aku juga, Alya. Setiap momen bersamamu selalu berarti," jawab Arga, menggenggam tangan Alya dengan lembut.
Matahari terus merunduk di balik cakrawala, dan langit semakin gelap. Mereka menikmati keheningan, merasakan kedamaian yang menyelimuti hati mereka. Namun, dalam keheningan itu, Alya merasa ada sesuatu yang belum sepenuhnya terungkap.
"Ga, tentang kita... aku merasa kita perlu memastikan semuanya jelas. Aku tidak ingin ada yang terpendam," Alya memulai, mengingat kembali perbincangan mereka sebelumnya.
Arga menatapnya, siap mendengarkan. "Apa yang kau maksud?"
"Aku ingin tahu, jika kita melanjutkan hubungan ini, seberapa jauh kau ingin melangkah? Aku tidak ingin terjebak dalam ketidakpastian lagi," Alya mengungkapkan kekhawatirannya.
"Ya, aku mengerti. Aku sudah memikirkan hal ini. Aku ingin kita bisa bersama, saling mendukung dalam segala hal. Jika semua berjalan baik, aku ingin berkomitmen untuk jangka panjang. Aku ingin kita menjadi pasangan yang saling mendukung dalam mencapai impian masing-masing," jelas Arga dengan tegas.
Mendengar jawaban itu, Alya merasa beban di hatinya mulai terangkat. "Itu berarti banyak bagiku. Aku juga ingin kita terus melangkah bersama, menuju masa depan yang lebih baik."