"Kadang aku merasa seperti semua ini lebih berat dari yang bisa aku tanggung," Arga mengakui, merasa putus asa.
"Semua orang menghadapi kesulitan, Ga. Ini adalah bagian dari hidup. Yang terpenting adalah kita tidak sendiri. Kita punya satu sama lain untuk saling mendukung," ucap Alya, berusaha memberi semangat.
Dengan perlahan, Arga mulai membuka diri tentang rasa takut dan cemasnya. Alya mendengarkan dengan sabar, berusaha untuk memberikan kenyamanan. Mereka berbagi impian dan harapan, meskipun situasi sulit di sekitar mereka.
"Aku ingin kita bisa melewati semua ini. Aku tidak ingin kehilanganmu, Alya," Arga mengungkapkan.
"Aku juga tidak ingin kehilanganmu, Ga. Kita akan saling mendukung, tidak peduli seberapa sulitnya," jawab Alya, memberikan harapan bagi keduanya.
Malam itu, meskipun situasinya tidak mudah, mereka merasa sedikit lebih ringan setelah berbagi beban masing-masing. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, tetapi dengan saling percaya dan mendukung, mereka akan menghadapi setiap tantangan yang ada di depan mereka.
Dengan tekad yang semakin kuat, mereka berdua bersiap untuk menghadapi apa pun yang akan datang---bersama.
Bab 18: Melangkah ke Depan
Setelah beberapa minggu yang penuh tantangan, Arga dan Alya merasa seolah-olah mereka telah melalui badai bersama. Ayah Arga perlahan pulih dari operasinya, dan meskipun beban emosional masih ada, keduanya berusaha untuk mengubah kekhawatiran mereka menjadi kekuatan.
Suatu sore yang cerah, Alya mengajak Arga untuk berjalan-jalan di taman dekat kampus. Mereka duduk di bangku kayu yang nyaman di bawah naungan pohon besar, menikmati udara segar dan suara kicauan burung.
"Aku merasa seperti kita perlu merayakan hal-hal kecil," ucap Alya sambil tersenyum. "Sepertinya kita sudah banyak melalui bersama."