Sementara disebuah rumah kecil, ayah dan ibu Ilham pingsan di hadapan para tetangga yang ikut menyampaikan berita duka. Ilham terkenal sebagai anak yang baik hati, rendah hati, dan senantiasa menolong orang yang kesusahan.
Diana sekeluarga merupakan sebuah keluarga yang terkenal kaya di Kerinci. Orangtuanya Pak Ilyas dan ibu Sartika adalah pasutri yang baik hati. Mereka walaupun memiliki banyak harta tidak sombong dan suka menolong orang kesusahan. Dan juga didalam hal memilih menantu, mereka tidak memandang bobot bibit seseorang melainkan, ketulusan dan kecintaan terhadap anak-anak mereka. Mereka sekeluarga datang kerumah keluarga Ilham untuk menyampaikan belasungkawa dan meringankan beban keluarga tersebut.
Â
Â
Â
BAB II
PERTARUNGAN HIDUP MATI
Jika Tuhan berkehendak, maka semuanya akan menjadi mungkin. Begitu juga dengan hidup dan mati kita sebagai manusia. Pesawat G005 Indonesia yang meledak, tidak membunuh semua penumpang. Ilham Kurniawan yang memakai pelampung berpegang teguh pada sandaran kursi didepannya dan jatuh kedalam laut dekat Pulau Sinaka Kepulauan Mentawai Sumatera Barat. Ia terombang ambing pada sebuah kopor milik penumpang, sementara tangannya terluka. Ia mengikat tubuhnya pada kopor tersebut sehingga ia mengapung dimainkan oleh ombak lautan samudera yang ganas. Akhirnya ia pingsan diatas kopor tersebut dan terus diombang ambingkan gelombang.
Malam kian larut... Ilham membuka matanya, tubuhnya kedinginan masih terombang ambing dilautan. Ia menatap dikegelapan malam, sesekali tubuhnya tenggelam digulung ombak dan muncul lagi kepermukaan. Tangan dan tubuhnya sudah mati rasa, air garam yang membasuh luka di tangan dan tubuhnya membuat rasa perih yang mendalam, sementara bintang diangkasa raya bersinar dengan indah.
Ilham sangat ketakutan dan sedih, apakah ia akan mati ditengah lautan nan maha luas ini? Didepan ia melihat sebuah ombak besar yang cukup tinggi bagaikan hantu air yang siap melahapnya. Ia meejamkan mata seraya menyerahkan seluruh takdir kehidupannya kepada Sang Maha Kuasa. Akhirnya ombak besar menghantam dan menggulungnya sehingga ia tidak sadarkan diri untuk yang kesekian kalinya.
"Ombak begitu besar... tampaknya disana sudah terjadi badai!" teriak seorang ketua Tim SAR kepada anak buahnya setelah ia melihat melalui teropongnya.