Didepan kaca, Ilham melihat dirinya bagikan orang lain. Wajah dan rambutnya begitu bersih dan rapi. Wajah tampan dengan postur tubuh Indonesian, tidak begitu tinggi. Pakaian ala Perancis terpakai indah ditubuhnya.
"Mari tuan, Mr. Steaven telah menunggu anda diruang perjamuan..!" ajak erick tersenyum memandang Ilham. Ilham tersenyum seraya berjalan, "Ayo..!" mereka berdua berjalan beriringan, sementara seluruh anak buah Steaven yang berjajar menunduk hormat kepada mereka.
"Mari anakku Ilham... ayo duduk disampingku..!" teriak Steaven dari Meja utama, sementara semua mata anak buah Steaven yang mengelilingi meja Bundar tersebut menatap hormat kepada Ilham.
"Tout le monde, partir d'aujourd'hui, moi, Steaven de Tiger, devant vous tous, j'ai nomm Ilham Kurniawan d'Indonsie comme mon fils adoptif. Ce qu'il dit est mon discours, ce qu'il commande est mon commandement.. !"
"Semuanya, mulai hari ini, aku Steaven de Tiger, dihadapan kalian semua nya, mengangkat Ilham Kurniawan dari Indonesia sebagai anak angkatku. Apa yang diucapkannya merupakan ucapanku, apa yang diperintahnya merupakan perintahku..!" hadirin bergemuruh menjawab:
Prt mon matre Steaven de Tiger, prt mon matre Ilham Kurniawan
"Siap Tuanku Steaven de Tiger, Siap Tuanku Ilham Kurniawan" jawab mereka bergemuruh.
Lalu Steaven mengangkat gelas anggurnya kearah Ilham kurniawan untuk bersulang. Namun Ilham memilih air mineral, semua anak buah Steaven ketakutan, karena biasanya itu akan membuat Steaven marah besar.
"Qu'est-ce que tu fais Ilham ? Vous m'avez insult ?
"Apa yang kau lakukan Ilham? Kau menghinaku?" pekik Steaven dengan wajah merah padam.
"Maaf tuan Steven! Saya beragama Islam, dan saya tidak menenggak minuman keras!" jawab Ilham dengan tenang.