___________________________________
"Wi, sarapan dulu yuk!"
Aku membujuk Dewi yang masih berada dikamar, aku melihat mata Dewi sembab, pasti Dewi menangis semalaman, entah karna Fahri yang tidak kunjung datang, atau karna Dewi berfikir Ibu tidak menyukai pujaan hatinya.
"Wi, hayuk kita sarapan dulu, Mbak Wit masak nasi goreng sosis kesukaan Dewi dari kecil, plus telor mata sapi!"
Aku terus berusaha membujuk Dewi yang masih terdiam diatas kasur memeluk guling, sesekali Dewi membuang wajahnya ketika aku menatapnya.
"Dewi, kamu gak boleh seperti ini terus, kasihan Ibu jadi sedih terus lihat kamu selalu murung!"
Aku duduk dipinggir ranjang tempat tidur Dewi, aku usap pundak Dewi dengan sangat hati-hati.
"Yuk, kita sarapan dulu!"
Dewi menyingkirkan tanganku dari pundaknya.
"Dewi marah sama Ibu ya?"
Aku mencoba bertanya kepada Dewi, agar dia mau mengeluarkan perasaannya, Dewi anak yang sangat tertutup, jika ada suatu masalah dia selalu mengurung diri, butuh kesabaran yang sangat untuk mengatasi sikapnya.