Mohon tunggu...
Rico Nainggolan
Rico Nainggolan Mohon Tunggu... Wiraswasta - quote

hiduplah layaknya bagaimana manusia hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jalan Sepi Aktivis yang Tidak Terbeli

13 September 2023   13:43 Diperbarui: 13 September 2023   13:57 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah aku menjelaskan panjang lebar, tiba-tiba diujung percakapan kami yang tidak terasa sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam, bang randy mengeluarkan statemen yang sedikit mengejutkan ku

"abang tertarik nggak kerja di Lembaga ini"

"waduh, kok kesini arahnya bang" sahutku sambil tertawa

"abang sudah tamat kuliah, abang juga harus berani menerima kenyataan bahwa setiap pergerakan memang memiliki resiko, kami menawarkan ini sama abang, karena kami yakin apa yang menjadi idea bang akan dapat kita kembangkan di lemabag ini" bang randy coba membujuk saya

"sampai detik ini, saya masih tetap dengan pendirian saya bang, terimakasih untuk usulan dan tawaranya" saya tolak tawaran mereka dengan halus

Dan setelah pulang dari pertemuan itu, sepanjang malam saya memikirkan tawaran tersebut, saya sempat hampir tergoda. Akan tetapi, tawaran itu akhirnya saya tolak mentah-mentah. Karena sedikit susah tidur pada malam itu, aku mencoba melihat-lihat keluar jendela dilantai 3 sekretariat kami yang masih gelap dan mencoba memejamkan mata. Cilaka, yang muncul justru wajah Uli yang membuatku gelisah dan semakin susah untuk tidur. Rupanya semua pasukan skretariat yang tidur disebelahku terganggu oleh kegelisahanku.

"mungkin kau harus tidur dengannya sep" Bang Nandus menggerutu sambil tetap memejamkan matanya

"jangankan mencium, memagang tangan dan mengajak nya bicara saja dia tidak berani" ucap Leo ikut-ikutan

Kimbeklah,tiba-tiba kok semua berani mengeroyok aku,seolah-olah mereka semua jagoan dalam pacaran. Keroyokan ini seperti gaya-gaya anak SMA yang tidak bermutu. Karena hal itu membuat aku makin susah untuk tidur dan teringat ketika kami bermain bersama di pantai pasir putih di kawasan Danau Toba tempo lalu, aku turun ke lantai 2 sembari menggoreskan catatan kecil di buku khususku.

Aku cemburu pada pasir putih danau toba

Yang kau perbolehkan memeluk dan mencium tanganmu.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun