"Iya...iya.....jangan khawatir!" Jawabku singkat. Untung ada Rosita hingga aku bisa kendalikan diri.
"Kamu sama siapa Ros?"Tanyaku dengan sedikit gugup
"Sama Uli dan Ana bang, mereka lagi di lantai bawah main internet di ruang komputer, ayo bang kita kebawah saja! Gawat kalau terus disini." Ajak Rosita.
"Iya kamu duluan! Ntar aku susul."
"Beneran ya bang, jangan buat gaduh di perpustakaan ya!" Mintanya padaku
"Iya........iya....., kaderku yang paling baik hati!" ucapku pelan
Aku lantas menghampiri orang yang membicarakan aku tadi, dan sebenarnya mereka tidak baca buku di perpus tetapi ngobrol. Kebetulan ruang ini ber-AC yang membuat mereka ketagihan tuk berdiskusi hal yang tak penting itu. Ternyata mereka adalah geng nya si Bokir
"Ini dia orang yang kita omongin tadi sudah datang, lihat postur tubuhnya mendukung sekali untuk.........." Bokir mencoba memancing kemarahanku.
"Untuk apa...?" tanyaku penuh amarah
"Wah semua anggota organisasimu mungkin semuanya kayak kamu ini......." Bokir berhasil membuat aku naik pitam, tapi aku bisa menahannya.
"woi lek, kalau ngomong itu mulutnya diatur, jangan campurkan urusan masalah perbedaan ideologi organisasi kita, dengan urusan pribadi seseorang lek"