Mohon tunggu...
Rico Nainggolan
Rico Nainggolan Mohon Tunggu... Wiraswasta - quote

hiduplah layaknya bagaimana manusia hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jalan Sepi Aktivis yang Tidak Terbeli

13 September 2023   13:43 Diperbarui: 13 September 2023   13:57 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tersungkur di pinggir jalan, aku tahu meski banyak mahasiswa yang duduk-duduk disini, mereka tak sudi membantuku bahkan mentatihku untuk berdiripun tidak. Akhirnya aku berdiri sendiri dan menaiki Vespa kesayanganku, lalu seperti biasa pulang ke sekretariatan.

"Kenapa kamu sep? Siapa yang melakukan ini?...." Leo cemas melihat keadaanku.

"Udah obatin dulu lukanya! Dede tolong ambilkan obat di Kotak P3K!" Perintah Bang Nandus. Dede dan Bang Nandus sibuk mengobatiku, sedangkan Leo marah-marah tak karuan melihat keadaanku.

"Ini pasti yang melakukan anggota OMEK Gang Bahagia itu kan? Aku tidak terima ini, sejak dulu mereka itu arogan, mahasiswa bertingkah seperti preman, sekali-kali harus kita beri pelajaran mereka..........." Leo tidak terima teman organisasinya seperti aku ini dianiaya apalagi oleh mereka yang sejak dulu memusuhi kami, entah asal mulanya gimana hingga berlarut-larut seperti ini.

"Udah kita pikirkan nanti dulu yang penting Usep gak parah, biarkan dia istirahat dulu! Dan kamu Leo jangan terlalu gegabah!" Bang Nandus menenangkan Leo

"Iya benar kita harus pelajari dulu modus operandinya" Kata Ambrin memberikan saran

"Mereka memang dicetak untuk menjadi kader preman kali....., kalau tidak arogan, ya........mau menang sendiri dan sering kali menghalalkan segala cara untuk tercapai tujuan mereka....." Hardikan dari Joel Kader baru kami.

Leo pun pergi entah tak tau kemana dengan Motor Supranya, yang hari ini dia bawa ke sekretariatan untuk menggait cewek-cewek. Dengan menekan gas dalam-dalam hingga suara motornya memekakan telinga dia pergi begitu saja tanpa pamit.

Malam hari ini pun aku tak bisa tidur nyenyak selain rasa sakit di muka dan tubuhku, perasaanku yang selalu mengingat dia..........aku mengeluh pada diriku sendiri ............sampai kapan aku tetap begini.....belum juga mampu mengungkapkan perasaanku kepadanya.

Kampus, 10 Oktober 2018

Aku memaksakan diri untuk ke kampus mengurus berkas wisuda dan perbaikan skripsi walaupun mukaku lebam membiru, pada saat itu seluruh teman mahasiswa sekelas dan sekitarnya terus memandangiku. Bokir dengan puas berjalan disampingku dan berlalu begitu saja seperti tidak ada apa-apa di hari kemarin.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun