Mohon tunggu...
Rico Nainggolan
Rico Nainggolan Mohon Tunggu... Wiraswasta - quote

hiduplah layaknya bagaimana manusia hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jalan Sepi Aktivis yang Tidak Terbeli

13 September 2023   13:43 Diperbarui: 13 September 2023   13:57 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Organisasi Kedaerahan

Setelah selesai sidang skripsi, saya bersama beberapa teman dari kawasan Danau Toba melakukan sebuah pertemuan guna membahas issu-issu yang yang berkembangan diseputaran Danau Toba. dan dari hasil pertemua tersebut, kami menyepakati membentuk sebuah perkumpulan yang bertujuan menghimpun orang-orang yang peduli dengan Danau Toba. karena pada saat itu, pemerintah pusat dan daerah sedang gencar-gencarnya membangun pariwisata danau toba, yang dalam kajian kami akan melahirkan masalah-masalah sosial dan lingkungan yang akan merugikan masyarakat local. Dan kami menyepakati untuk mendiskusikan hal tersebut di skretariat organisasi.

Waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB aku dan teman-teman membersihkan sekretariat karena sebentar lagi teman-teman lintas daerah sekawasan Danau Toba akan datang untuk mengikuti kajian tentang Dampak Sosial dan Lingkungan Pengembangan Pariwisata Danau Toba yang akan disampaikan oleh masing-masing perwakilan organisasi kedaerahan yang bergabung. Tak ku duga Sebuah mobil mewah mulai datang dan memarkir mobil di halaman depan. Uli, Meta, Ana dan Luluk turun dari mobil berharga ratusan juta itu. Bang Nandus menyambut mereka dengan senyuman wibawanya.

"Silakan .... semuanya duduk disini dulu, sambil menanti teman-temannya yang lain datang!" sahut Bang Nandus

"Terimakasih bang, tempatnya bersih ya guys?" Puji Uli membalas sopan santun Sang Ketua itu dengan bertanya pada Meta dan lainnya.

Aku pun setelah menampakan diri pada mereka semua di depan halaman, lantas aku langsung ke dapur mempersiapkan konsumsi bersama Sirdo dan lainnya. Hati ini hancur rasanya, walaupun dia berada di dekat tapi tak bisa PDKT dengannya. Untuk meredam perasaanku aku bergurau saja dengan teman-teman di dapur. Tapi seperti biasanya perasaan itu selalu muncul ketika aku sendirian atau ketika teman-teman membicarakan masalah pacaran atau cewek, aku selalu nimbrung dengan nggak karuan ngawurnya untuk menghibur hati ini.

Aku pun tak lupa atas janjiku pukul 15.00 WIB, setelah kajian aku langsung meluncur ke Gang Bahagia, disana ternyata sudah menunggu Bokir dan teman-teman lainnya bahkan di sepanjang jalan banyak anak-anak anggota Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (OMEK) lain, yang berbeda dengan organisasi yang kuikuti sejak semester 2 ini. Mereka duduk-duduk disepanjang jalan sambil ngopi dan ngrokok dengan banyak cewek-cewek yang juga ikut 'cangkruk'. Walaupun sedikit takut dan gugup aku coba tetap menghampiri Bokir dan aku yakin mereka semua yang ada disini adalah teman-temannya Bokir.

"He....., Homo......ternyata punya nyali juga ya... kamu kesini! Mana teman-temanmu yang sok intelektual itu?" Tanya Bokir kepadaku.

`"Ternyata kamu belum paham juga ya....memang kamu ini korban ideologi......, ini masalah pribadiku antara aku kamu dan teman-temanmu yang mengejek aku tadi di perpus, bukan masalah organisasi, kalau masalah organisasi gak usah diselesaikan dengan beginian!" Aku berceramah kepada mereka.

"Serang!!!" Teriak Bokir.

"Buuk!...paaak!.... Mampus kau, banyak omong ini terima bogem dariku...buuukkkkk!"

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun