Setelah aku menjelaskan panjang lebar, tiba-tiba diujung percakapan kami yang tidak terasa sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam, bang randy mengeluarkan statemen yang sedikit mengejutkan ku
"abang tertarik nggak kerja di Lembaga ini"
"waduh, kok kesini arahnya bang" sahutku sambil tertawa
"abang sudah tamat kuliah, abang juga harus berani menerima kenyataan bahwa setiap pergerakan memang memiliki resiko, kami menawarkan ini sama abang, karena kami yakin apa yang menjadi idea bang akan dapat kita kembangkan di lemabag ini" bang randy coba membujuk saya
"sampai detik ini, saya masih tetap dengan pendirian saya bang, terimakasih untuk usulan dan tawaranya" saya tolak tawaran mereka dengan halus
Dan setelah pulang dari pertemuan itu, sepanjang malam saya memikirkan tawaran tersebut, saya sempat hampir tergoda. Akan tetapi, tawaran itu akhirnya saya tolak mentah-mentah. Karena sedikit susah tidur pada malam itu, aku mencoba melihat-lihat keluar jendela dilantai 3 sekretariat kami yang masih gelap dan mencoba memejamkan mata. Cilaka, yang muncul justru wajah Uli yang membuatku gelisah dan semakin susah untuk tidur. Rupanya semua pasukan skretariat yang tidur disebelahku terganggu oleh kegelisahanku.
"mungkin kau harus tidur dengannya sep" Bang Nandus menggerutu sambil tetap memejamkan matanya
"jangankan mencium, memagang tangan dan mengajak nya bicara saja dia tidak berani" ucap Leo ikut-ikutan
Kimbeklah,tiba-tiba kok semua berani mengeroyok aku,seolah-olah mereka semua jagoan dalam pacaran. Keroyokan ini seperti gaya-gaya anak SMA yang tidak bermutu. Karena hal itu membuat aku makin susah untuk tidur dan teringat ketika kami bermain bersama di pantai pasir putih di kawasan Danau Toba tempo lalu, aku turun ke lantai 2 sembari menggoreskan catatan kecil di buku khususku.
Aku cemburu pada pasir putih danau toba
Yang kau perbolehkan memeluk dan mencium tanganmu.