Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dyah Ayu Sekar Arum

13 November 2018   18:55 Diperbarui: 13 November 2018   19:22 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kepoan.com

Hari Kamis, sepulang kantor, aku menjemput Kennis dirumah ibunya, dia sudah siap, dan ada rantang besar susun tiga dari bu Harso untuk bu Probo.

"Kata Rudy, kalau sampai sore kita belum pulang, dia akan jemput kita barengan dengan suamimu,..." aku mengiyakan..

Kita memasuki Green Village dan terus mengarah ke selatan, kearah pekuburan. Keadaannya  sepi saja, tidak ada seorangpun yang tampak.

Tiba-tiba hujan turun, tidak deras, tapi membuat suasana agak temaram redup, aku berpandangan dengan Kennis.

Surabaya akhir-akhir ini cuacanya memang tidak bisa ditebak, tiba-tiba saja hujan turun, padahal saat ini sudah masuk musin kemarau

"Aku tadi sudah bawa payung besar,... " kataku, aku menengok kiri kanan untuk mencari Diran dan kulirik dari jauh pohon beringin besar itu tampak bergerak-gerak tertiup angin dan rintik hujan.

"Itu Put,... pak Diran.. " Kennis menunjuk ketengah kuburan, aku tuter mobil, dia menengok dan aku buka jendela dan melambai kearahnya.

Kulihat dia segera berjalan menghampiri  mobil, Kennis membukakan pintunya, dia segera masuk.

Aku menengok lewat spion, Kennis mengulurkan minuman yang sudah kita persiapkan tadi dan kue di plastik, yang segera diterimanya.

"Minum dan makan kuenya dulu pak,... " kataku, dia segera nyeruput kopi panas sambil memakan kuenya.

"Ini kita kearah mana  ?" tanyaku. " Itu terus saja bu, ... " mobil melaju perlahan, hujan masih rintik, cuaca mulai sejuk dan kian remang..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun