Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dyah Ayu Sekar Arum

13 November 2018   18:55 Diperbarui: 13 November 2018   19:22 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kepoan.com

Dan tampak seorang wanita yang agak bungkuk berjalan kearah pintu pagar.

"Itu mak Solikah,... " kata Diran, aku segera menuju kepintu pagar, menyapanya,  ternyata mbok tua itu sudah membawa kunci gembok dan mulai membuka pintu pagar kemudian mempersilakan kita masuk.

"Ibu sudah menunggu, ... silakan " dengan sopan mak Solikah mempersilakan kita.

Halaman rumah itu luas, ada beberapa pohon besar yang rimbun.disamping rumah.

Dihalaman depan  banyak sekali tanaman bunga melati , bau harumnya yang misterius langsung menyapa lembut.

"Mari bu masuk,... " kita terus masuk keruang tengah, suasananya lengang dan  suram, mungkin karena cat rumah itu berwarna kelabu.

Lampunya  hanya ada disamping, sudah dinyalakan, dengan watt yang tidak begitu besar, kita segera duduk disebuah sofa yang besar dengan meja kuno berukir klasik yang besar juga.

Mak Solikah masuk kedalam, aku dan Kennis saling pandang.

Perabot  yang ada, hanya  beberapa kursi dan meja kuno besar berukir dan ada satu meja besar marmer antik dengan aneka pernik menghias diatasnya.

Aku perhatikan ada bokor besar kecil berisi bunga, suasananya terasa agak mistis, bau bunga dimana-mana, Kennis memegang tanganku, terasa dingin.

Dipojok ada jam besar, jam Yung Hun berdiri yang sudah tua, tampak lusuh, juga berukir, detaknya seram terdengar jelas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun