Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dyah Ayu Sekar Arum

13 November 2018   18:55 Diperbarui: 13 November 2018   19:22 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kepoan.com

Konon dia mengambil pesugihan di daerah Jawa Tengah yang terkenal ampuh.

Pesugihan itu suatu upaya mendapatkan harta dengan jalan minta bantuan mahluk halus dengan imbalan tumbal. Tumbal tergantung besar kecil yang bakal didapat.

"Pesugihan dan ada tumbalnya ?" aku bertanya, bu Harso mengangguk

:" Iya, mereka carinya didaerah Jawa Tengah, tempat terpencil sekali, dilereng gunung. Sedang tumbal sebagai imbalan adalah orang terdekatnya, ... anaknya " aku melongo.

"Rasanya tidak masuk akal bu, .. jangan-jangan pak Probo itu korupsi sehingga jadi kaya dan makin kaya, seperti kebanyakan pejabat sekarang ?" tanyaku.

"Enggak mbak Puteri, ... kita dengar dari sopirnya yang selalu mengantar keluarga itu -- Sopirnya kan teman sopir kita,..." kupandang Kennis, dia ganti memandang ibunya.

Tampaknya,  nyatanya keluarga itu makin kaya raya, karena rumahnya terus dirombak makin mewah, mobil makin berderet  dan sepertinya mereka sering keluar negeri.

Entah apa yang terjadi, tiba-tiba putra sulung pak Probo meninggal, semua keluarga kaget dan waktu berduka kerumahnya, terlebih semua juga terpesona  dengan berbagai kemewahan dari rumah yang selalu terus di pugar

Jika ada pertemuan keluarga, keluarga Probo paling moncer cemerlang dengan aneka perhiasan yang mentakjubkan yang dipakai keluarga itu, termasuk kendaraan yang dipergunakan mereka, terus beganti dengan merek terbaru dan berkwalitas.

Yang aneh,  keluarga itu makin menjauh dari kerabat  besar mereka, sehingga tidak ada yang tahu dan mengerti keadaan yang sebenarnya.

Juga yang agak mengherankan, karena famili dan keluarga tidak penah mendengar putera pak Probo itu sakit, tiba-tiba mas Bagus Permadi  meninggal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun