Hilman Hadikusuma mengemukakan bahwa waris adat adalah hukum adat yang memuat garis-garis ketentuan tentang sistem dan asas waris tentang harta warisan, pewaris dan waris serta cara bagaimana harta warisan itu dialihkan penguasaanya dari pewaris kepada ahli waris. Menurut Soerojo Wignyodipoero, hukum waris adat adalah meliputi norma-norma yang menetapkan harta kekayaan baik yang materil yang manakah dari seseorang yang dapat diserahkan kepada keturunannya serta sekaligus juga mengatur saat cara proses peralihannya.
b. Asas-asas Hukum Waris AdatÂ
a)Asas Kesamaan dan Kebersamaan Hak.
b)Asas Keturunan dan Kekeluargaan.
c)Asas Musyawarah dan Mufakat.
d)Asas Keadilan.
2. Sistem Hukum Waris Adat
   Pada hukum adat, secara teoritis dapat dibedakan menjadi tiga macam sistem kewarisan yaitu:
1)Sistem kewarisan individual yang merupakan sistem kewarisan di mana  para ahli waris mewarisi secara perorangan.
2)Sistem kewarisan kolektif, di mana para ahli waris secara kolektif (bersama-sama) mewarisi harta peninggalan yang tidak dapat dibagi-bagi pemiliknya kepada masing-masing ahli waris.
3)Sistem kewarisan mayorat, suatu sistem di mana pada dasarnya hanya merupakan penerusan dan pengalihan hak penguasa atas harta yang tidak terbagi-bagi itu dilimpahkan kepada anak tertua yang bertugas sebagai pemimpin rumah tangga, atas kepala keluarga menggantikan posisi ayah atau ibu sebagai kepala keluarga.