A.Konflik dan Pendidikan Islam
1.Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata Latin "confligo", yang terdiri dari dua kata, yaitu "con" (bersama-sama) dan "fligo" (pemogokan, penghancuran atau peremukan). Dalam bahasa Inggris, kata ini diterjemahkan sebagai "conflict", yang berarti pertarungan, perebutan kekuasaan, persengketaan, perselisihan atau perlawanan aktif. Konflik, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merujuk pada percekcokan, perselisihan dan pertentangan. Kata ini berasal dari bahasa Latin "confligere" yang berarti saling memukul. Sementara itu, Rahim mendefinisikan konflik sebagai keadaan interaktif yang mencerminkan ketidakcocokan atau pertentangan antara individu, kelompok atau organisasi. Konflik, yang berasal dari bahasa Yunani "configere" atau "conflictum", merujuk pada proses saling berbenturan. Konsep ini mencakup berbagai bentuk konflik, termasuk ketidaksesuaian, pertentangan, perlawanan dan interaksi antagonistis. Konflik juga melibatkan hubungan psikologis antagonis, tujuan yang tidak kompatibel, kepentingan eksklusif dan perbedaan nilai.
2.Tingkatan-tingkatan Konflik di Lembaga Pendidikan Islam
Mulyasa mengtakan bahwa konflik dilembaga pendidikan terbagi menjadi enam macam yaitu sebagai berikut:
a.Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal merupakan konflik internal yang dialami individu ketika dihadapkan pada pilihan yang saling bertentangan. Hal ini terjadi saat seseorang harus memilih antara dua atau lebih tujuan yang tidak kompatibel, menyebabkan kebimbangan dan ketidakpastian. Contohnya, konflik antara tugas akademik dan komitmen pribadi. Konflik ini sering disebabkan oleh tuntutan yang melebihi kemampuan individu.
b.Konflik Interpersonal
Konflik interpersonal merupakan konflik yang terjadi antara individu-individu karena perbedaan pendapat, tujuan atau tindakan. Konflik ini muncul ketika kepentingan bersama terganggu dan hasilnya sangat kritis, seperti konflik antara tenaga kependidikan dalam memilih mata pelajaran unggulan daerah.
c.Konflik Intraorganisasi
Konflik intrakelompok adalah konflik yang terjadi di antara anggota dalam satu kelompok. Konflik ini dapat dibagi menjadi dua jenis: konflik substantif dan konflik afektif. Konflik substantif muncul karena perbedaan pandangan atau keahlian, misalnya ketika anggota suatu tim memberikan kesimpulan yang berbeda meskipun data yang digunakan sama. Sementara itu, konflik afektif terjadi karena reaksi emosional terhadap suatu situasi. Contoh konflik intrakelompok dapat terlihat dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), di mana perbedaan pendapat antar guru sering muncul.