Mohon tunggu...
NN
NN Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Asisten Pribadi Artis

Asisten Pribadi Artis

Selanjutnya

Tutup

Roman

Rindu Yang Tenggelam

23 Desember 2024   10:11 Diperbarui: 23 Desember 2024   10:11 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rindu menunduk, menghapus air mata yang tiba-tiba saja mengalir di pipinya. Ia merasa terkoyak antara cinta yang ia rasakan untuk Gazi dan hasrat yang selalu hidup untuk Rasha. Namun, ia juga tahu bahwa ia tidak bisa begitu saja mengorbankan keluarga kecilnya, yang sudah begitu ia perjuangkan selama ini.

Saat malam tiba, Rindu mencoba tidur lebih awal. Namun, meskipun matanya terpejam, pikirannya terus terjaga. Gazi tidur di sampingnya, menarik napas dengan tenang. Rindu memandang suaminya, namun hati ini tidak bisa begitu saja mengabaikan perasaan yang ia simpan rapat-rapat.

Seketika, ponsel Rindu bergetar lagi. Pesan dari Rasha.

Rasha:
"Rindu, aku tidak bisa berhenti berpikir tentangmu. Jika kamu rindu aku, kita bisa bertemu. Hanya sebentar, untuk berbicara, untuk mengingat."

Rindu terdiam. Hatinya berdebar kencang. Rasha memanggilnya. Hanya untuk berbicara. Tetapi apakah dia siap untuk itu? Apakah dia siap untuk kembali ke dunia yang penuh gejolak ini? Dunia yang penuh dengan cinta yang tak akan pernah bisa ia miliki sepenuhnya?

Rindu memandangi Gazi yang tidur pulas di sampingnya, anak-anak yang sedang tidur dengan damai di kamar mereka. Semua itu adalah hidup yang ia pilih, hidup yang penuh dengan kebahagiaan meskipun perasaan hatinya belum utuh.

Namun, perasaan itu terus datang, membara dalam dadanya. Keinginan untuk bertemu dengan Rasha, untuk mendengar suaranya, untuk merasakan kembali kehangatan yang mereka bagi.

Dia menutup matanya, berdoa agar malam ini membawa kedamaian, agar besok dia bisa bangun dengan perasaan yang lebih jelas, dan untuk membuat keputusan yang tidak akan menghancurkan hidupnya.

Bab 4: Perjalanan yang Tak Terpahami

Hati Rindu terasa sesak pagi itu, ketika ia bangun dari tidur yang gelisah. Matahari pagi yang masuk melalui tirai jendela memberikan sinar lembut, namun tidak cukup untuk mengusir ketegangan yang merayap di dalam dirinya. Hari itu terasa seperti perjalanan yang harus dilalui tanpa tahu tujuannya. Ia berbaring sejenak, menatap langit-langit kamar, mencoba meresapi semuanya.

Di sampingnya, Gazi sudah bangun lebih dulu. Suaminya itu tengah menyiapkan sarapan di dapur, suara panci yang berdenting terdengar dari balik pintu. Rindu merasa cemas, merasa tak tahu bagaimana harus menghadapi hari ini.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun