Mohon tunggu...
NN
NN Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Asisten Pribadi Artis

Asisten Pribadi Artis

Selanjutnya

Tutup

Roman

Rindu Yang Tenggelam

23 Desember 2024   10:11 Diperbarui: 23 Desember 2024   10:11 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasha meraih wajah Rindu dengan lembut, menghapus air mata yang mulai mengalir. "Kamu tidak perlu merasa bersalah. Kamu sudah memilih kebahagiaanmu. Aku akan membuatmu bahagia."

Rindu hanya bisa menatapnya, membiarkan dirinya tenggelam dalam kehangatan yang ditawarkan Rasha. Meski ada perasaan bersalah yang mendalam, ia tahu bahwa ia tidak bisa mengingkari perasaan ini.

Kehidupan yang baru, kehidupan yang penuh dengan rasa cinta dan kebahagiaan, kini ada di hadapannya. Namun, Rindu tidak tahu bahwa jalan yang ia pilih ini akan menuntunnya ke ujian yang jauh lebih besar dari yang ia bayangkan. Dan pada akhirnya, ia harus mempertanggungjawabkan segala keputusan yang telah ia buat.

Bab 11: Bayang-Bayang yang Terus Mengikuti

Hari-hari berlalu begitu cepat setelah keputusan besar yang Rindu buat. Setiap pagi, ia mulai menjalani kehidupan baru bersama Rasha, dengan segala rasa cemas yang masih terus menghantuinya. Ia mencintai Rasha, itu tak bisa disangkal, tetapi perasaan bersalah terhadap Gazi dan anak-anaknya, Rea dan Gio, tetap menghantui pikirannya. Meskipun ia tahu Rasha adalah kebahagiaannya yang sejati, hati kecilnya selalu bertanya-tanya apakah ia telah melakukan hal yang benar.

Pagi itu, Rindu duduk di balkon rumah Rasha, menatap ke luar jendela yang menghadap ke kota Bandung yang sibuk. Semilir angin membawa bau tanah yang segar, seolah memberikan rasa ketenangan sementara. Namun, pikiran Rindu tak bisa lepas dari bayangan Gazi yang selalu hadir di kepalanya. Meski Gazi sudah tahu keputusannya dan menerima semuanya dengan berat hati, perasaan bersalah Rindu tetap tumbuh seperti benih yang terus berkembang.

"Rindu?" suara lembut Rasha memecah lamunannya. Rindu menoleh, melihat Rasha berdiri di dekatnya, senyum hangat di wajahnya. "Kau terlihat sedang jauh di sana. Apa yang sedang kamu pikirkan?"

Rindu tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan kegelisahannya. "Aku... aku hanya merasa sedikit bingung," jawabnya pelan. "Tentang Gazi dan anak-anak. Mereka... mereka pasti sangat terluka karena aku memilih pergi."

Rasha mendekat, duduk di sampingnya dan meraih tangan Rindu. "Jangan terlalu banyak berpikir tentang itu. Kamu sudah membuat keputusan yang tepat untuk dirimu sendiri. Kau berhak bahagia, Rindu."

Rindu menundukkan kepala, merasa cemas. "Tapi bagaimana dengan mereka? Bagaimana dengan Rea dan Gio? Mereka masih anak-anak. Apa yang akan aku katakan pada mereka?"

Rasha menarik napas panjang, matanya menatap jauh, seolah mencari kata-kata yang tepat. "Anak-anak akan mengerti seiring waktu. Mereka masih kecil, mereka tidak sepenuhnya mengerti tentang hubungan kita, tapi mereka akan tahu bahwa kamu mencintai mereka. Cinta itu akan selalu ada."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun