Rindu merasa terhimpit oleh rasa bersalah yang terus menguasai dirinya. Ia mencintai Gazi, namun perasaan itu tidak cukup untuk menutupi kekosongan yang ada dalam hatinya. Ia merasa terjebak dalam labirin perasaan yang tak terurai, antara keluarganya dan Rasha, pria yang selalu membangkitkan gairah dan kenangan lama dalam dirinya.
Di sisi lain, Rasha tidak bisa tidur nyenyak. Ia merasa hatinya berat dan penuh keraguan setelah percakapan terakhir dengan Rindu. Perasaan yang terus berkembang membuatnya gelisah. Ia tahu, Rindu juga mencintainya, namun ada banyak hal yang harus dipertaruhkan. Anak-anak, suami Rindu, dan kehidupan yang telah mereka jalani bersama.
Tiba-tiba, ponselnya bergetar, menandakan pesan masuk. Rasha segera melihat layar, dan matanya menangkap pesan dari Rindu. Hatinya berdegup lebih cepat.
"Rasha, aku... aku tidak tahu bagaimana ini harus berakhir. Aku mencintaimu, tapi aku juga mencintai keluargaku."
Rasha menatap layar ponselnya, hatinya terasa semakin berat. Apa yang harus ia katakan? Ia tidak bisa memaksakan diri, namun ia tidak ingin kehilangan Rindu. Ia menulis pesan balasan, dengan hati yang penuh dengan perasaan yang tak terucapkan.
"Aku tahu, Rindu. Aku tidak akan memaksamu. Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku akan selalu ada, menunggumu. Jika kau memilih untuk kembali, aku akan menunggu."
Pesan itu terkirim, dan Rasha merasa sedikit lega, meski hatinya tetap penuh kekhawatiran. Ia merasa seperti berada di tepi jurang, di antara dua pilihan yang saling menariknya. Namun, yang paling ia inginkan adalah kebahagiaan Rindu, meskipun itu berarti melepaskannya.
Beberapa hari berlalu, dan Rindu merasa semakin sulit untuk mengabaikan perasaannya. Ia mencintai Gazi, suaminya yang sabar dan penuh kasih, namun ia juga merasa terikat pada Rasha, pria yang telah menjadi bagian penting dalam hidupnya. Setiap kali ia melihat anak-anaknya, hatinya terasa teriris. Rea dan Gio adalah bagian dari dirinya yang tak bisa diabaikan. Mereka adalah kebahagiaan yang ia bangun bersama Gazi. Namun, hatinya yang terdalam tak bisa mengabaikan rasa cintanya pada Rasha.
Akhirnya, pada suatu sore yang sunyi, Rindu memutuskan untuk menemui Rasha sekali lagi. Mereka bertemu di tempat yang sama, di sebuah kafe yang tenang. Rindu duduk di hadapan Rasha, merasakan gemuruh di dalam hatinya. Wajah Rasha tampak serius, dan ada sesuatu yang berbeda dalam tatapannya.
"Rindu, aku tahu ini tidak mudah untukmu," kata Rasha dengan suara yang penuh empati.
"Aku tidak tahu apa yang harus aku pilih, Rasha," jawab Rindu, matanya basah. "Aku mencintaimu, tapi aku juga tidak bisa meninggalkan Gazi dan anak-anak."