Mohon tunggu...
NN
NN Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Asisten Pribadi Artis

Asisten Pribadi Artis

Selanjutnya

Tutup

Roman

Rindu Yang Tenggelam

23 Desember 2024   10:11 Diperbarui: 23 Desember 2024   10:11 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rindu terbangun pagi itu dengan perasaan kosong. Udara Bandung yang sejuk tidak dapat menyegarkan hatinya yang mulai lelah. Matanya yang baru terbangun masih terpejam sejenak, seakan mencoba menyingkirkan kenyataan yang menekan dadanya. Semalam, setelah pertemuan dengan Rasha, ia kembali ke rumah dan memendam semuanya dalam diam. Ia tahu, ia harus membuat pilihan, namun rasanya terlalu berat untuk melakukannya.

Suara anak-anaknya, Rea dan Gio, berlarian di luar kamar, mengingatkan Rindu pada kenyataan lain dalam hidupnya yang selalu menghadapinya dengan penuh kasih sayang. Mereka adalah kebahagiaan, namun ada bagian dari dirinya yang seolah tidak bisa dimiliki sepenuhnya. Seperti ada ruang kosong dalam dirinya yang selalu terasa penuh dengan perasaan yang tak terungkap.

"Ibu, ayo bangun!" suara Gio yang ceria mengagetkannya, dan Rindu tersenyum lelah.

"Iya, nak. Ibu bangun," jawabnya sambil mengusap wajahnya, berusaha mengatur perasaan.

Pagi itu, Gazi tampak lebih pendiam dari biasanya. Seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Rindu tahu bahwa suaminya sangat mencintainya, namun ia merasa semakin sulit untuk memberi jawaban yang pasti. Gazi duduk di meja makan dengan secangkir kopi, menatapnya tanpa mengatakan apa-apa. Rindu mengatur langkah, mencoba melangkah menuju meja itu, namun jantungnya berdegup lebih cepat.

"Gazi, kita perlu bicara," kata Rindu, suaranya terdengar lebih lembut dari yang ia inginkan.

Gazi mengangkat pandangannya. "Tentang apa?" tanyanya, terdengar penuh perhatian.

"Tentang kita... tentang perasaan aku yang semakin sulit untuk disembunyikan," jawab Rindu, tanpa bisa menghindari rasa cemas yang semakin mendalam.

Gazi menatapnya dengan mata yang penuh pengertian, namun di sana ada kesedihan yang tak bisa disembunyikan. "Aku tahu, Rindu. Aku tahu ada sesuatu yang kau sembunyikan dari aku. Aku tidak akan memaksamu untuk menceritakannya, tapi aku ingin kau tahu, aku akan tetap mencintaimu, apapun yang terjadi."

Rindu merasa sesak di dadanya. "Aku mencintaimu, Gazi, tapi aku juga mencintainya." Suaranya hampir pecah. "Aku tidak tahu bagaimana cara menghadapinya. Aku tidak ingin mengecewakanmu, tapi hatiku terus berpaling padanya."

Gazi menarik napas dalam-dalam, menahan perasaan yang meluap di dalam dirinya. Ia mencoba tersenyum, meski itu terasa amat berat. "Aku tidak bisa memaksa hatimu, Rindu. Tapi aku ingin kau tahu bahwa aku hanya ingin yang terbaik untukmu."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun