Toko rotinya sedang naik daun, bahkan mulai menjadi buah bibir di kotanya. Di sela kesibukannya, gadis itu tetap memiliki celah untuk memikirkan sosok yang selalu dinantikannya untuk kembali.
"Jangan terlalu sering melamun, nona!"
"Hmm? Apa? Aku tidak melamun, Seri. Hanya sedang.. mengamati situasi diluar sana."
"Baiklah! Anda tahu, nona? Anda tampak lebih muda dengan tatanan rambut seperti itu."
"Benarkah? Apa aku... masih tampak seperti... tujuh belas tahun?"
"Hmm! Tentu nona! Jadi sebaiknya... jangan mencukurnya lagi seperti dulu."
"Ah, kau tahu? Sangat nyaman rasanya ketika kau memiliki rambut pendek. Kau juga... tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menatanya."
"Ah, begitu ya. "
Waktu telah melesat cepat hari ini. Meski merasa cukup lelah setelah membuat roti dan beberapa jenis kue bolu, Nivea tetap bersemangat di meja pemesanan untuk melayani setiap pelanggan yang datang.
"Selamat siang, nona Nivea!" sapa seorang wanita yang tampak mengenakan topi bulu berwarna abu-abu.
Nivea yang sedang berdiri di balik etalase, langsung bergeser ketika mendengar sapaan itu, lantas buru-buru membungkuk sopan membalas salam wanita itu.