"Baiklah! Aku akan bertanya ulang." Daniel mengambil gelas limunnya dan meminumnya setengah. "Martha Virginia Lawrence, maukah kau menikah denganku?"
"Hahaha..."
"Kenapa kau tertawa? Apakah aku terlihat selucu itu?"
Martha mengangguk-angguk, masih dengan tawanya yang dia tutupi dengan sebelah telapak tangannya.
"Aku mau menikah denganmu, Daniel! Tapi, aku harap kau bisa bersabar menunggu hingga Matias dan nona Nivea menikah lebih dulu."
"Baiklah! Aku akan bersabar, bahkan jika harus menunggu lama, seperti kau menungguku sejak masih di sekolah dasar."
***
Lalu lalang orang dan kereta kuda yang silih berganti melintas di tengah kota, menandakan sudah waktunya semua orang berhenti dari aktivitasnya. Untuk kemudian kembali ke rumahnya masing-masing. Petang telah menghias awan.
Seperti biasanya, Nivea selalu berbenah diri begitu sampai di rumah. Lalu bersantai sejenak sambil menunggu waktunya makan malam bersama ayah dan ibu.
"Nona, Anda sudah ditunggu duke Eduardo di meja makan." Seri menghampiri nonanya di kamar. Nivea lantas bangkit dari ranjangnya. Setelah menunggu bermenit-menit, akhirnya tiba juga waktu makan malam.
Mereka yang telah duduk rapi di depan meja makan, tampak sudah mulai menyantap dan menikmati makanannya masing-masing. Hingga setelahnya, duke Eduardo menyampaikan kabar yang beliau dapat dari gedung pemerintahan siang tadi.