Nivea tertegun, tak menghiraukan suara tepuk tangan yang mulai bergemuruh menunggu namanya disebutkan oleh pangeran Edmund.
"Nona Nivea Del Castano, aku memintamu dengan hormat agar maju ke depan. Untuk dapat berdiri di sampingku."
"Apa katanya? Nona... Hei, nona Nivea! Cepat kau kesana.. Pangeran telah memilihmu." Martha yang berdiri di samping Nivea, berusaha menyadarkan gadis itu dari lamunannya.
"Eh? Apa?" akhirnya Nivea menoleh juga padanya.
"Melangkahlah ke depan sana, nona! Pangeran memintamu kesana."
"Ah, baiklah.. nona Martha."
Dengan langkah ragu-ragu, Nivea berusaha menguasai diri. Berpura-pura biasa saja dan terus melangkah menghampiri pangeran Edmund. Dan saat itu, semua mata tertuju kepada Nivea.
Pangeran Edmund tersenyum puas, mendapati gadis yang disukainya telah berdiri di samping dirinya. Dengan senyum itu dia memandang dalam ke wajah Nivea.
"Aku akan memperkenalkanmu. Bisakah... kau menerimaku, nona Nivea?" ucapnya dengan nada berbisik. Hanya mereka berdua yang dapat saling mendengar.
Nivea menghela nafas, "Baiklah pangeran, aku akan mencobanya."
Pangeran pun membulatkan kedua matanya, cukup terkejut mendengar hal itu. "Baiklah. Aku akan mengumumkannya."