"Hmm.. Baiklah! Kau bekerja keras untuk itu, Matias." seraya menepuk-nepuk sebelah bahu lelaki itu.
Tuan Carlos pun segera mengambilkan secarik kertas tagihan pajak bulan lalu yang didapatnya dari tangan tuan Benedict. Kemudian menyerahkannya ke tangan Matias. Setelah menyimpannya baik-baik, Matias pun melangkah keluar dari ruang kerja tuan Carlos.
Dan betapa terkejutnya dia, mendapati seseorang telah berdiri di dekat pintu dan menyapa dirinya dengan senyum indahnya.
"Hai tuan Matias!"
"Ah! Salam hormat, semoga keberkahan dan kebahagiaan mengalir untuk Anda, yang mulia tuan putri." seraya membungkuk dan tersenyum.
"Terima kasih tuan Matias! Apakah kedatanganku mengganggumu?"
"Tentu tidak, yang mulia. Bukankah Anda ingin menemui tuan Carlos di dalam sana?"
"Ah, tidak! Seseorang disana mengatakan kau ada di dalam. Maka itu, aku menunggumu disini."
"Baiklah yang mulia! Kalau begitu, apa yang dapat Saya lakukan untuk membantu Anda?"
Gadis itu menyunggingkan senyumnya, "Tolong temani aku mengobrol."
"Apa? Ah, Saya mengerti yang mulia. Kita dapat berbincang sambil berkeliling area perkebunan. Atau, apakah yang mulia ingin duduk?"