"Belum Rodrigues. Aku belum sempat ke percetakan dokumentasi."
"Baiklah! Pagi ini kita cetak dulu gambar-gambar itu, lalu kita kembali ke kantor pajak."
"Benar, kita harus mendapat lebih banyak informasi dari sana."
Setelah cukup berbincang, keduanya memutuskan untuk pergi. Dengan menumpang kereta kuda milik Matias, tuan Luigi akan mengantar kemana pun mereka minta.
Setibanya mereka di balai percetakan dokumentasi, Matias mengutarakan maksudnya untuk mencetak beberapa foto tuan Benedict dan lelaki bermata satu, pagi hari yang lalu di depan gedung kantor pajak.
Matias dan Rodrigues ikut memperhatikan kerja seorang paman yang mencetak foto-foto tersebut dengan bantuan beberapa peralatan, yang tersedia di sekeliling beliau.
Setelah menunggu kurang lebih dua jam, foto-foto itu telah selesai dicetak. Paman tersebut juga telah mengembalikan alat memotret itu ke tangan Matias.
Lalu mereka masih melanjutkan perjalanannya ke kantor pajak.
Di perjalanan itu Rodrigues mengamati hasil foto hitam putih itu di tangannya. Dia mengamati dan berusaha mengingat penampilan tuan Keith, karena baru kali ini dia dapat melihatnya lewat foto. Kemudian Matias menyimpan foto-foto itu kembali ke dalam kantung bagian dalam jasnya.
Hingga kini tiba saatnya kedua lelaki itu harus turun dari keretanya. Mereka telah tiba di depan gedung kantor pajak. Matias meminta tuan Luigi untuk menunggu di tempat yang aman.
Dan langkah mereka terhenti, ketika Matias menyadari sosok yang dikenal oleh seluruh orang seantero negeri itu.