"Kami sangat senang mendengar kau, bisa bersatu dengan cintamu Martha!" timpal Catherine.
"Itu benar. Kami ikut bahagia, nona Martha."
"Ah, nona Nivea! Tampaknya... aku mengenal kalung emas putih itu." ucap Martha dengan sorot matanya tertuju pada leher Nivea. Tentu saja kedua temannya jadi ikut memandang kesana.
"Ah, itu... Hahaha. Kau bisa saja nona! Apa.. kau ingin aku mengatakannya?"
"Hahaha. Apa kau sangat menyukai kalung itu, nona?" tanya Martha.
"Tentu, nona Martha! Kalian bisa melihat liontin ini menunjukkan inisialku. Dan.. aku mendapat kalung ini dari Matias."
Martha tersenyum, diikuti pertanyaan dari Gabriela, "Apa yang dimaksud itu kakakmu, Martha?"
"Tentu Gabriela!"
"Ya, kami memang berteman baik." tambah Nivea.
Alunan musik yang lembut masih terdengar, menjadi latar dalam acara tersebut. Setelah menikmati kudapan yang disuguhkan oleh para pelayan istana, baginda raja meminta perhatian pada seluruh gadis yang berada di hadapannya.
"Selamat malam para gadis di negeri ini, kami sangat berterima kasih atas kehadiran kalian disini. Kalian tampak antusias dan tampil anggun dalam pesta yang kami adakan untuk para gadis kali ini. Tak lama lagi putraku, pangeran Edmund akan memilih salah satu dari kalian sebagai calon pendampingnya di kemudian hari. Gadis yang akan dipilihnya nanti, tentu didasari oleh latar belakang pendidikan, bakat, serta latar belakang keluarga yang baik. Aku harap kalian yang ada disini dapat menerima keputusan pangeran Edmund nanti dengan penuh dukungan dan suka cita."