"Apa yang kau katakan, nona Nivea? Kau gadis yang sangat menarik, kau begitu berbakat dalam banyak hal. Dan aku sangat menyukai semua itu."
"Maafkan Saya, yang mulia. Saya benar-benar tidak ingin membuat Anda berharap sesuatu yang lebih dari diri Saya."
Dan sepertinya pangeran Edmund sudah mulai kesal, dia pun memilih mengakhirinya saja.
"Hmm. Baiklah nona! Aku rasa, sudah waktunya aku harus pergi sekarang." seraya bangkit dari duduknya.
Begitupun Nivea, yang ikut berdiri dan sedikit membungkuk hormat di hadapan pangeran Edmund.
***
Nuansa muram yang terlihat di raut wajah putri Nicole pagi tadi membuat sang permaisuri mempertanyakan sebabnya. Secara pribadi, beliau menemui putri kesayangannya itu di dalam kamar. Karena setelah sarapan bersama berakhir, beliau tak melihat putrinya lagi.
"Nicole, sesuatu telah mengganggumu, Nak?" permaisuri Angelina berdiri di balik tubuh putrinya. Kedua tangannya mengusap lembut kedua bahu putri Nicole. Gadis itu sedang duduk pada sebuah kursi yang menghadap keluar jendela. Dia tengah melamun, memandangi setiap tangkai pepohonan yang berayun lembut di halaman sana.
"Tidak ada, Ibu."
"Kau mencoba menyembunyikan sesuatu dariku, Nicole?"
"Hanya saja, rasanya.. Entahlah Ibu! Aku benar-benar tidak bisa menjelaskan apa yang kurasakan saat ini."