"Dan... apa kau juga tahu, Daniel?"
"Hmm. Apa Martha?"
"Aku juga menyukaimu sejak... Sejak...."
"Sejak kapan Martha?"
"Sejak kau menjadi murid baru di sekolah dasar kami."
"Apa? Hahaha. Kau bercanda Martha? Benarkah sudah selama itu?"
"Hmm. Aku tidak bercanda, Daniel."
"Tapi, bagaimana bisa kau menahannya selama itu?"
"Entahlah! Aku cukup bekerja keras untuk berusaha menyembunyikannya."
"Ah, lihat Martha! Mereka mulai berdansa. Kau... mau berdansa denganku?" seraya menyodorkan sebelah telapak tangannya yang terbuka, meminta tangan Martha untuk bersedia berdansa dengannya.
Tentu saja Martha tak mungkin menolak. Dengan binar kebahagiaan, dia menerima tangan Daniel. Sambil berpegangan tangan, keduanya pun menyeret langkah mereka ke tengah lantai dansa.