Mohon tunggu...
Dara Ginanti
Dara Ginanti Mohon Tunggu... Jurnalis - Sampoerna University - The University of Arizona

A Beginner in Writing

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Naskah Drama "Mentari Warna-Warni"

3 November 2017   07:19 Diperbarui: 16 Juli 2020   19:56 82509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agus Sulistyo : Mentari! Ayah tidak bermaksud... (Tangannya hendak memegang bahu mentari, tetapi Mentari memalingkan wajah)

Hakim 2          : Saudara Agus Sulistyo, apakah anda memiliki pembelaan atas pernyataan ini? (Memotong pembicaraan Agus Sulistyo)

Agus Sulistyo : (Menengok ke arah Mentari.)Saya telah memastikan diri bahwa saya terlibat dalam kasus korupsi ini. Saya telah menggelapkan uang perusahaan.

Hakim 2          : Dengan pengakuan ini, saudara Agus Sulistyo, tervonis 15 tahun penjara dan denda atau ganti rugi sebesar seratus juta rupiah atas kasus korupsi perusahaan Lightstar,dan dengan ini saya menyatakan bahwa Alan Siregar memenangkan persidangan. Bawa Agus ke tahanan! (Memukul palu)

Polisi langsung bertindak dan menarik Agus dari kursinya. Alan Siregar hanya tertawa. Ketika polisi sedang menggenggam Agus dari kursinya, tiba -- tiba dia mengangkat tangannya.

Agus               : (Mengangkat tangan)Tunggu pak hakim, beri saya kesempatan untuk berbicara sebentar dengan Mentari.

Alan Siregar    : (Berdiri di antara Mentari dan Agus)Halah, untuk apa berbicara dengan Mentari, Mentari tidak ingin berbicara denganmu! Dia sudah terlalu kecewa, kamu telah menjadi percontohan yang buruk, mendekam saja lah kau di penjara! (Menjauhkan Mentari dari Agus, lalu tertawa.)

Agus Sulistyo : Tidak, tunggu, beri aku kesempatan tuan! (Sambil terus mencoba melepaskan diri dari para polisi yang terus menyeret)Tuan Alan, biarkan saya bicara kepadanya! Beri saya waktu! Mentari! Mentari!

Polisi terus menyeret Agus sampai ke luar panggung, namun Agus tetap meronta meminta waktu untuk berbicara dengan anak semata wayangnya itu. Semua orang berdiri.

Alan Siregar    : Pergilah! Dasar tikus berdasi!

Agus Sulistyo : Tunggu! Mentari! Ayah tidak bermaksud begitu! Dengarkan penjelasan ayah dulu, nak! Mentari! Mentari!

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun