Mohon tunggu...
Dara Ginanti
Dara Ginanti Mohon Tunggu... Jurnalis - Sampoerna University - The University of Arizona

A Beginner in Writing

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Naskah Drama "Mentari Warna-Warni"

3 November 2017   07:19 Diperbarui: 16 Juli 2020   19:56 82509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agus terus berteriak seiring dengan polisi menyeretnya ke luar panggung sampai suasana hening tanpa teriakan lagi. Tetap terjadi percakapan sahut -- sahutan antara Alan dengan Agus yang saling menghina. Hakim menghampiri Alan Siregar dan berbincang sejenak, sementara Mentari hanya diam menahan tangis. Reyhan datang menghampiri Mentari yang berdiri mematung.

Reyhan            : Mentari... (Berdiri dibelakang Mentari yang terisak)

Mentari tidak menengok ataupun menjawab, dia menangis lalu berlari keluar panggung.

Reyhan            : Mentari! (Berteriak, lalu berlari menyusul Mentari keluar panggung.)

Jovian mengulurkan tangannya kedepan seolah ingin mengejar Mentari juga, tapi dia tidak beranjak. Dia diam sesaat, pandangannya mengarah ke Alan Siregar. Jovian mengepalkan tangannya menahan amarah, tapi amarah tak bisa tertahan lagi. Dia berlari ke arah Alan.

Jovian              : Cukup ayah, ini sudah keterlaluan! (Melempar dokumen di tangan Alan yang Ttadi diberikan hakim)

Semua orang melihat ke arah Jovian, lampu fokus menyorot mereka lalu cahaya perlahan meredup dan mati. Tirai mulai ditutup.

 

Babak 3

Babak ketiga diatur dengan latar belakangruang kerja dan teras rumah.Panggung dibagi menjadi dua bagian, sebelah kanan untuk ruang kerja dan sebelah kiri untuk teras rumah. 1 meja kerja dan satu kursi disusun menghadap samping dengan dokumen -- dokumen berantakan di meja. Diatas meja juga terdapat sebuah leptop berdiri. Panggung sebelah kiri tertata sebuah kursi panjang.

Awalnya lampu menyorot ke setting ruang kerja.Saat tirai terbuka, sudah adaAlan Siregar yang mengenakan seragam kerja berdasi tengah membaca beberapa dokumen. Cahaya menyorot ke bagian panggung sebelah kanan lalu adegan dimulai. Alan sedang duduk di kursi kerjanya sambil menyeruput secangkir kopi panas yang manis. Tiba -- tibaJovian masuk ke ruang kerja Alan dan berdiri di samping meja kerjanya.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun