Mohon tunggu...
Dara Ginanti
Dara Ginanti Mohon Tunggu... Jurnalis - Sampoerna University - The University of Arizona

A Beginner in Writing

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Naskah Drama "Mentari Warna-Warni"

3 November 2017   07:19 Diperbarui: 16 Juli 2020   19:56 82509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lampu meredup, fokus lampu menyorot bagian belakang panggung sebelah kanan. Saat lampu menyala, Agus Sulistyo dan Lulay sudah berdiri dan memulai dialog.

Agus               : Mentari! Maafkanlah ayahmu ini!

Lulay               : Jangan pernah temui ibu, Mentari!

Agus               : Ayah sudah bersalah dan gagal mendidikmu.

Lulay               : Kalo kamu belum bisa jadi anak yang berguna untuk cari duit, lebih baik ibu tidak punya anak!

Agus               : Ayah sudah membuatmu kecewa, aku masih ingin menjadi ayahmu, Mentari!

Lulay               : Ibu malu punya anak cupu seperti kamu.

Agus               : Kembalilah Mentari.

Lulay               : Pergilah Mentari!

Agus               : Ayah masih mengharapkanmu.

Lulay               : Ibu tidak mau mempunyai anak seperti kamu!

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun