Mohon tunggu...
Nailu Chirzati
Nailu Chirzati Mohon Tunggu... Security - Mahasiswa

Saya tertarik dengan topik-topik fantasi, sejarah, sains, dan perasaan yang tulus.

Selanjutnya

Tutup

KKN Pilihan

Cinta dan Almamater Hijau Tua

27 Juni 2024   08:00 Diperbarui: 27 Juni 2024   08:06 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Oke. Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh," salam Yudha si ketua kelompok, setelah semua temannya berkumpul.

"Waalaikumussalam."

"Sebelumnya, aku mau mengucapkan terima kasih untuk acara malam ini, terutama ke mbak-mbaknya yang udah mau direpotin masak. Acara ini itung-itung untuk memulai silaturahmi, karena kita akan tinggal di Desa Simo ini selama satu bulan ke depan. Setelah ini, silakan istirahat. Tapi, sebelumnya, sie acara ada yang mau disampaikan?"

Kemala seketika mengerjap. "Hah? Oh, iya. Jadi, semua kegiatan kita udah pasti, kecuali PAR dan lomba 17-an. Itu nanti nyusul. Untuk jadwal bakal aku bagi per hari mulai besok."

Setelah evaluasi dan apresiasi, mereka pun bubar. Para laki-laki mulai berdiri dan menuju rumah sewa mereka. Ya, kelompok ini memakai dua rumah; satu rumah untuk 10 perempuan dan satu rumah lagi untuk 12 laki-laki.

"Mboten, Mas. Lintune. Ngeten. ...."

Suara yang pelan di tengah ramainya keadaan menarik perhatian Kemala. Itu cukup jernih untuk suara laki-laki. Logatnya juga tidak seperti logat kota ini, Sidoarjo. Kemala tahu betul itu nada bicara dari daerah mana.

Tak lama kemudian, pandangannya terkunci pada laki-laki kurus yang baru akan melewati pintu. Dia mengobrol dengan Satria, seorang atlet tembak provinsi, hingga mereka benar-benar keluar dari rumah.

"Pasti dari Rembang," desis Kemala.

Tebakan itu terbukti benar. Kemala mendengar sendiri di hari pertama mereka ikut mengajar di salah satu TK di sana. Kepala TK menanyakan asal mereka sebagai topik obrolan, dan laki-laki yang akhirnya Kemala ketahui bernama Sultan itu, berasal dari Lasem, Rembang.

"Mas Sultan!" Kemala berlari kecil hingga sejajar dengan Sultan, laki-laki bercelana jins, bersandal gunung, berambut merah, juga berkacamata fotokromik itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun