Mohon tunggu...
Nailu Chirzati
Nailu Chirzati Mohon Tunggu... Security - Mahasiswa

Saya tertarik dengan topik-topik fantasi, sejarah, sains, dan perasaan yang tulus.

Selanjutnya

Tutup

KKN Pilihan

Cinta dan Almamater Hijau Tua

27 Juni 2024   08:00 Diperbarui: 27 Juni 2024   08:06 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Bapaknya sakit, dan waktu itu aku baru dapet musibah. Uangku belum cukup. Tapi sebenernya masih bisa kalo cuma akad. Aku dulu gengsian, Mas. Tapi sekarang, kalo sama yang sekarang juga tiba-tiba disuruh cepet insyallah aku siap."

Deg!

"Yang sekarang?" Kemala membeo dengan suara lirih sambil terus menatap Sultan. Kedua matanya lantas berhenti pada tangan kanan laki-laki itu yang kini menepuk punggung Satria. Ada cincin emas putih di jari manisnya.

Jantung Kemala seketika mencelos. Gadis itu membuang muka, kemudian berdiri dan berjalan menjauh. Semua temannya bertanya dia akan ke mana, tetapi dia hanya terus melangkah sampai meninggalkan lapangan.

Sekarang, Kemala baru sadar, kenapa para anggota laki-laki sama sekali tidak ikut mencie-cie dirinya. Mereka tahu Sultan sudah dijodohkan, bahkan sudah bertunangan.

Kemala benar-benar tak menyangka. Dada sesaknya terasa seperti ditekan dalam-dalam. Bahkan, ketika semua anggota merayakan kerja keras mereka sebulan ini dengan bakar-bakar, gadis itu hanya bersandar di ruang tamu.

"Udah, lupain aja kayak biasanya," tutur Delia yang datang membawa sepiring bakaran sosis dan lain-lain. "Mending sama Satria. Jomblo dia. Green flag, kayak my husband."

Bukan menjawab atau mengambil satu tusuk bakaran, Kemala justru berdiri dan menuju kamar mandi. Baru saja dia memutar keran air, tiba-tiba benda itu terlepas. Seketika air menyembur kuat ke arah depan. Beruntung dia bisa menghindar.

"EH!"

Kemala seketika panik. Dia berusaha memasang keran itu lagi, tetapi tidak segera bisa. Benda itu tidak memiliki penggerat. Sepertinya patah. Dia pun keluar kamar mandi kemudian berteriak.

"Teteh! Teh Delia! Mbak Liha! Mbak Kiya!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun