Hari demi hari berlalu, hingga tak terasa KKN sudah berjalan setengah bulan. Setiap anggota di kelompok ini mulai memperlihatkan sifat-sifat asli mereka, dan mereka menjadi makin akrab. Beberapa anggota yang sakit juga sudah baik-baik saja.
Suatu sore, Kemala dan beberapa anggota yang baru kembali dari rumah ketua kelompok Asman, membeli es krim yang lewat. Di saat bersamaan, Satria datang karena Delia memintanya untuk membeli air galon dan tabung gas.
"Eh, Mas Satria," panggil Kemala.
Satria menoleh. "Ya?"
Pada awalnya, Kemala hanya ingin meminta laporan kegiatan para anggota laki-laki sebelum hari istighosah, karena waktu itu dia belum mulai mencatat. Namun, dia malah dikejutkan dengan fakta-fakta menyenangkan.
Sejak hari istighosah, ternyata Sultan dan Yudha bergantian azan di musala belakang. Sultan juga mulai melatih banjari di masjid setiap Rabu dan Jumat sejak pekan lalu.
Setelah Satria pamit, Kemala tidak bisa lagi menahan senyum. Tidak salah lagi. Baru kali ini dia menyukai lski-laki dengan spek seperti Sultan. Ayah dan ibunya pasti sangat bangga jika Sultan menjadi menantu mereka.
Malamnya, lagi-lagi Sultan datang terlambat untuk makan malam, dan kali ini Kemala juga sengaja menunda makannya. Keinginannya terwujud. Dia dan Sultan mengambil makan bersama di dapur sekarang.
"Makan, Mbak Mala," sapa Sultan basa-basi.
Kemala tersenyum. "Iya."
"Aku ambil banyak nggak papa, ya, Mbak?"