Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hari Ini Cerita Hari Kemarin

15 Agustus 2023   17:05 Diperbarui: 15 Agustus 2023   17:11 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis diteras atas gubuk. Dokpri

Suwo Mardi langsung potong ternyata cuma butuhnya pendek banget, cuma sekurangnya tiga puluh centimeter.

Langsung disambungkan ke ujung cambuknya.

Cambuk langsung dicoba dan bunyi cukup mengagetkan.

Seperti bunyi petasan banting, ceterr!! dan coba ulang-ulang gitu.

"apan gawe opo wo pecute?" tanya ku.
"lah gawe kui nggurah manuk emprit" jawab beliau.

"wis meh jogo sawah iki, wis mulai metu parine" sambung beliau.

"o, opo manuk emprite akeh wo?" tanya ku sambil manggut-manggut.

"akeh nemen iki" jawab beliau.

"mayan ra wo, sodaqoh karo manuk" jawab ku sambil senyum.

"iyo pancen, jare kae pas ngajine Mumpuni mbarang, yen woh-wohan tanduran dipangan kewan podo karo sodaqoh jare" jawab beliau sambil senyum.

"iyo wo, bener iku, sing dipangan kewan mbesok panene ning akhirat insyaAlloh wo" tegas ku.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun