"Hai, Rion. Selamat pagi." Ada yang menyapaku, tapi aku tidak tertarik membalas sapaan itu. Hatiku sibuk mencari penjelasan, apa yang telah terjadi? Kenapa aku merasa begini?
"Rion. Hei!" Orang yang memanggilku menggerak-gerakkan tangannya di depan mataku. "Kamu baik-baik saja, Rion?"
Aku menoleh, Linda, dia yang menyapaku tadi. Aku mengangguk, aku baik-baik saja. Dia menatapku seperti menyelidik, lalu duduk di kursi, di sebelahku.
"Kamu benar baik-baik saja, Rion. Kamu terlihat seperti tidak baik-baik saja." Dia menatapku dari samping.
"Aku baik-baik saja, Lin. Hanya sedikit tidak enak badan."
"Kamu sakit?"
"Entahlah." Aku menyandarkan punggungku di kursi, menghela napas berat.
"Kamu sedang punya masalah?"
Aku menoleh, menatapnya lantas menggeleng.
"Baiklah, coba ceritakan semuanya. Ada waktu setengah jam lagi hingga kelas dimulai. Ceritalah, aku akan mendengarkanmu." Dia memperbaiki posisi duduknya, menghadap ke arahku.
Aku sekali lagi menghela napas, baiklah aku akan cerita kepadanya, lagi pula aku sudah lama mengenalnya, dia bisa dipercaya, sama halnya dengan aku bisa percaya pada Mira. Bedanya Linda tidak pernah membuat pertengkaran denganku, sedangkan Mira selalu saja beradu mulut denganku.