"Nah, nenek masak banyak semur ayamnya."
"Nek, kenapa masak semur ayam sih" aku mencomot topik makan siang itu.
"Ya, karena Mira, cucu kesayangannya nenek suka semur ayam." Mira bicara dengan mulut berisi penuh makanan.
"Karena semua orang suka semur ayam, Rion. Mira, nenek, termasuk juga kau kan? Kedua, karena bahan masaknya hanya bisa buat masak semur ayam" nenek menjelaskan setelah selesai menelan makanannya.
"Nah, tuh dengarin, Mir. Bukan karena kamu yang suka."
"Terserahlah" Mira sibuk dengan semur ayam di piringnya.
"Oh iya, ngomong-ngomong soal suka, ada yang lagi patah hati, nek." Aku sengaja melirik Miri saat mengatakan itu.
"Oh ya? Siapa? Teman kamu di kampus?"Â
"Iya, nek. Teman aku di kampus, kasihan banget deh, nek. Dia sih, padahal ya nek sudah aku bilangin berkali-kali kalau orang yang dia suka itu tidak suka dia, tapi masih saja ngeyel."Â
Mira di seberang meja melempar buah anggur ke arahku, melotot.
"Mira, jangan lempar-lempar makanan. Nenek tidak suka." Nenek menatap tajam ke arah Mira.