"Dan kakek melakukan hal yang sama lagi, dia menceraikan Oma?"
Linda mengangguk, "Tebakanmu benar, Mir. Kakek menceraikan Oma. Dan pergi jauh, sejauh yang dia bisa untuk melupakan semuanya."
"Apakah dia tidak memikirkan Oma juga? Bagaimana mungkin dia pergi begitu saja?"
"Iya, kau benar Linda. Itulah yang terjadi dan saat Oma ingin melahirkan, opa datang dalam kehidupannya."Â
"Bayi itu tidak pernah lahir ke dunia, Mir. Bayi itu meninggal saat dilahirkan. Ayahmu, dia bukan anak kakek, tapi anak opa."
"Bagaimana kamu tahu segalanya, Lin? Itu bukan hanya sekedar tebakan, tapi kamu mengetahui semuanya."
Aku hanya diam, kata-kataku seakan menguap oleh emosi, bagaimana mungkin itu semua terjadi?Â
"Aku... aku adalah seseorang yang sangat berhutang budi kepada kakek."
"Kau, kau bukan cucunya dari wanita lain lagi kan?" Aku bertanya, sebenarnya itu tidak seperti sebuah pertanyaan, tapi seperti tuduhan.
"Bukan. Aku adalah anak yatim piatu yang dirawat oleh kakek sejak bayi. Aku sangat mengenal kakek, dia orang yang baik terlepas dari semua masa lalunya yang kelam. Dan untuk itulah aku ada di sini. Aku hanya ingin meneruskan pesan kakek."
"Dimana dia sekarang? Aku ingin bertemu dengannya. Aku ingin bertanya kenapa dia tega sekali melakukan itu semua, nenek, oma, apakah mereka pantas untuk disakiti."