a) Metrum, adalah irama yang ajek disebabkan oleh tekanan teratur dan jumlah suku kata yang tetap (Pradopo, 1997: 64).
Pada puisi Tri Budhi Sastrio yang berjudul Mengampuni itu Indah dan Mudah, Ilusi Korupsi dan Remisi, serta Merdeka (Ber)Korupsi tidak ditemukan penggunaan metrum karena puisi-puisi tersebut merupakan puisi narasi yang jumlah suku katanya tidak tetap.
b) Ritme, adalah irama yang tidak ajek disebabkan oleh tekanan tidak teratur dan jumlah suku kata yang tidak tetap (Pradopo, 1997: 64).
Ketiga puisi Tri Budhi Sastrio yang berjudul Mengampuni itu Indah dan Mudah, Ilusi Korupsi dan Remisi, serta Merdeka (Ber)Korupsi termasuk menggunakan ritme karena puisi-puisi tersebut merupakan puisi narasi yang jumlah suku katanya tidak tetap. Berikut adalah contoh penggunaan ritme pada puisi Tri Budhi Sastrio berjudul Mengampuni itu Indah dan Mudah.
(1) Memaafkan serta mengampuni sesama itu pasti indah,
   Juga sudah pasti amat, serta sangatlah terlalu mudah,
   Karena sama serupa sama sekali tak ada beda noktah
   Dengan mengampuni dosa sendiri yang sebesar gajah. (hlm. 153, larik ke-66--69)
Kalimat (1) menggunakan ritme karena jumlah suku kata pada masing-masing lariknya tidak tetap.
Berikut adalah contoh penggunaan ritme pada puisi Tri Budhi Sastrio berjudul Ilusi Korupsi dan Remisi.
(2) Simak saja polemik berkaitan dengan korupsi dan remisi.