"Ingin! Sok atuh! Kita jadwalkan!" Widy kembali memperlihatkan senyumnya yang lucu.Â
Yang punya kost di Cikini, namanya Bu Yuni Rahmi  menyambut  Syafri menggandeng Widy. "Ayo masuk, kamar untuk dik Syafri dan Dik Widy untuk sudah ada. Kamar Syafri dulu di lantai atas. Aldo! Bantuin bawain tas mereka!"
Seorang pemuda berumur 15 tahun masih mengenakan seragam sekolah datang dan tersenyum melihat Syafri. "Bang Syafri, ya? Aku Aldo yang dulu main layangan bersama?"
Syafri memeluk anak muda itu. Â "Kamu badannya jadi besar begini. Dulu mah kamu kecil kurus."
"Iya, makan terus," kata Yuni Rahmi. "Subur seperti aku! Â Tetapi bapaknya tetap kurus!"
Widy meliihat kamar untuk dia dan Syafri di lantai dua. Â Minimalis hanya ada tempat tidur untuk dua orang, lemari dan meja serta dua kursi. Â Keduanya membereskan pakaian setelah Aldo keluar.
"Kamu mandi dulu Sayang! Syafri memberikan handuk buat Widy. "Kamar mandinya masih di lantai ini. Â Orang-orang masih belum pulang kerja atau kuliah."
Widy mengangguk.  Dia menerima handuk itu.  Setelah  mandi mereka menqasar salat zuhur dan asar
"Kamu mau nonton nggak di Metropole? Habis makan?"
"Aku yang bayar ya? Masa kamu terus!" Â ucap Widy. "Aku juga punya gaji dari mengajar?"
Syafri mengangguk.