Herland kemudian menghampiri mereka. Ketika dua jip tentara datang dan melihat kondisi rantang. Â Widy melah membuka rantang dan menyiram sisa sayur asam dan mencampurnya dengan telur balado. Mereka makan berdua ditonton para tentara di atas motor.
" Aku makin suka sama kalian, kompak! Makan sama-sama, lapar sama-sama!" Herland tersenyum. "Kalau dalam pasukan kalian yang paling dicari!"
"Bagaimana Kang Herland tahu kami ke Cikampek?" tanya Syafri.
"Bapak dan ibu kamu cemas. Bang Daus ini ke markas. Kebetulan kami membahas info adanya pencegatan di Rajamandala.  Tentu saja aku teringat kamu dan Widy  ke Cikampek, khawatir lewat sana. Firasat kami benar!"
"Terima kasih, menyelamatkan kami lagi!"
"Itu Kok gerombolan mau merampas tekstil?"
"Bukan tekstil Kang Herland. Tetapi beras spekulan. Itu samaran!"
Para tentara saling toleh. Herland meminta anak buahnya memeriksa. Â Tak lama kemudian kembali mengangguk.
"Pemilik toko bakal kena sanksi karena urusan penyaluran beras diamanatkan kepada militer untuk mencegah spekulan dan kejhatan ekonomi," ucap Herland.
Syafri dan Widy selesai makan. Â Tapi Herland terperanjat, ketika Widy naik ke motor dan mendorong Syafri ke gandengan. Setelah memakai helm dia memacu motornya. "Komandonya sekarang aku ambil alih, Jalan dulu ya Kang Herland!"
"Dasar Baong pisan!" Herland tertawa. "Kinan meniru kamu tuh!"