Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gemini Syndrome, Episode Berdansa di Kota Romantis, Bagian Kedelapan

1 Juli 2024   16:13 Diperbarui: 1 Juli 2024   16:33 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rikup Type 97 -sumber Fot: https://all-andorra.com/rikuo-type-97

Syafri kemudian mengajak Widy meneruskan perjalanan ke Cikampek.  Mereka menelusuri pertokoan.  "Aku cari kontak aku di sini sesuai petunjuk Kang Jaka."

Dia memperlambat motornya dan kemudian menemukan sebuah toko beras yang besar.

"Itu dia toko Beras Nomor 57.  Katanya ada informan yang memberitahu kita soal spekulan beras. Namanya A Ko."

Yang disebut A Ko melihat Syafri memparkir motornya.  Dia seorang pria berusia  35 tahun.  "Haiya, kamu Syafri kan?"

"Kang Jaka sudah kasih tahu kan?"

"Aku yang memplonco kamu.  Cepat masuk, ini siapa?"

"Istriku Widy!  Dahlan  cepat kemari, wartawan itu  sudah datang. Kamu kasih tahu di mana penimbunan beras yang bikin repot kita punya dagang. Yang menimbun siapa, yang kena kena geledah toko kita terus!"

"Siap Koh!"  Yang disebut Dahlan masuk. Dia datang bersama perempuan.  Keduanya terkejut. "Lah, ini Syafri anak Sastra kan?"

Syafri berdiri. Itu Dahlan anak Fakultas  Sastra dan yang perempuan adalah Farah. Mereka rupanya menikah lari dan bersembunyi di sin.

"Ini istriku, Widy," Syafri memperkenalkan Widy yang terperanjat atas kebetulan ini.

"Farah!" Perempuan itu mengulurkan tangannya menjabat Widy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun