"Widy!"
"Ya, sudah kamu temani mengobrol. Aku bersiap mengantarkan kawan kita ke tempat spekulan beras." Dahlan pergi ke belakang.
Farah tampaknya senang menghidangkan limun. "Kamu sudah menikah ya? Hanya kalangan keluarga. Aku tidak, kita kabur. Untung pamanku mau dukung jadi waliku. Aku hanya dihadiri tidak sampai sepuluh orang."
"Kamu tinggal di sini?"
"Iya, A Ko ini anak Sastra juga. Dia juga kabur dengan perempuan Jawa. Dia masuk Islam. Tetapi tidak mau ganti nama."
Widy dengan tenang mendengarkan. "Sekalian saja tanya, Naila apa kabar?"
Syafri paham Widy ingin tuntas mengetahui siapa Naila.
"Dia juga kabur karena tahu suaminya punya istri lagi. Â Entah di mana dia. Â Kabarnya dia ikut produksi Film Tiga Dara. Suaminya menceraikannya. Film ini mau diluncurkan di bioskop tahun ini."
Farah kemudian melihat Widy sambil tersenyum. "Tidak akan mau dia merebut suamimu, dia menentang poligami. Dia itu lebih dari Kartini soal emansipasi. Jelas ya? Kang Syafrimu putus baik-baik kok dengan adikku, di depan aku sebelum dia ke Bandung."
"Kamu setuju dengan Kartini?" desak Widy pada Syafri.
"Idola dia malah Rohana Kudus dan pasti juga Una ya? Kalau Rohana kamu cerita di kampus dulu kan? Kamu pernah bawakan Soenting Melajoe, punya keluargamu?"