"Tiga cewek gila. Aku suka! Aku suka!" teriak Kapten Daud.
"Kau tidak cegah? Seharusnya kau lebih cepat dari mereka!" bentak Komodor Yasin,
"Canggihan sepeda mereka Dan! Mereka punya perisai"
Yasin menangguk. "Bukan kamu saja. Aku juga mulai suka!"
Kanaya, Yura dan Zia tiba ke areal tambak dalam berapa menit menembak dari atas membuat satu mahluk hancur menjadi sepihan dan satu lagi yang mendekati posisi Kapten Jonathan tewas dengan tubuh penuh lubang. Sementara di darat satu mahluk lagi dihancurkan roket.
Tiga sepeda itu melayang terus menembak satu mahluk lagi mati, satu lagi terluka tetapi yang terluka itu dibunuh tentara. Sayangnya, satu mahluk berhasil menerkam seorang serdadu dan mencabiknya.
Dengan geram Kanaya, menukik vertikal dari atas menembak di ubun-ubun mahluk itu dan mati, cairan kental hijau keluar seperti air mancur. Semua terekam virtual di video walau kadang terganggu layarnya.
"Good Job!" Komodor Jasin kagum.
Sementara seorang serdadu kakinya dipijak kaki seekor mahluk itu. Yura turun dan menembak dari samping, mahluk itu terlontar ke samping dan matanya terluka.
Yura menyambar tangan serdadu itu dan ikut memboncengnya. Tepat ketika mahluk itu menyerang Yura menghidupkan perisai dan mahluk itu terlontar kedua kalinya.
Ketika terlontar itu Kapten Jonathan menembakan roket dari peluncur yang tadinya dikendalikan seorang serdadu. Serdadu itu sendiri gugur dilempar potongan kayu runcing oleh mahluk itu.