Mohon tunggu...
Handi Yawan
Handi Yawan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Fiksi & Kreator Komik

Tinggal di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Piknik ke Negeri Piramid #7

11 Januari 2020   13:04 Diperbarui: 11 Januari 2020   13:16 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cover oleh Handi Yawan & Ipank Draw

Kegembiraan berpindah ke panggung-panggung musik dan penonton turut bergoyang sesuai hentakan irama.
Minuman beralkohol mulai dibagikan dan setiap pasangan melonjak-lonjak mengikuti hentakan irama musik.

Tayangan semua ini ditonton pula oleh Herman dan Amanda di kafe sebuah hotel yang letaknya tidak jauh dari Atut Baton.

Suasana hotel biasanya nyaman, tapi kali ini hotel berupa gedung pencakar langit saja seperti pasar malam, ramai oleh lalu lalang orang dan meja-meja yang tersedia telah penuh pula.

Dalam kesempatan ini, untuk kali ini barulah Herman bertemu dengan Alaksolan.
Herman dikenalkan oleh Amanda kepada Alaksolan yang datang belakangan.

Alaksolan seorang pria bertubuh tinggi dan tegap. Rambutnya yang panjang sampai sebahu memberikan kesan gagah.

Alaksolan menyambut uluran jabat tangan Herman dengan kuat.
"Maaf, aku baru menemuimu sekarang," kata Alaksolan. "Banyak yang harus kuurus."

"Aku tahu," kata Herman. "Sebagai ketua panitia, anda sangat sibuk."

Alaksolan mengibaskan tangannya menyampaikan bahwa hal itu bukan masalah besar.

"Aku berat mengatakannya, tapi sekali lagi maaf, aku tidak bisa menunjukkan mesin waktu sekarang," kata Alaksolan.
"Ada beberapa hal kecil yang masih memerlukan perbaikan. Tetapi aku biasa kerja sendiri di apartemenku."

Herman dan Amanda tidak keberatan dan maklum dengan masalah privaci.

"Tapi besok, time machine sudah siap kita pakai." Alaksolan memberikan jaminan.
Senang sekali Herman dan Amanda mendengarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun