Mohon tunggu...
Handi Yawan
Handi Yawan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Fiksi & Kreator Komik

Tinggal di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Piknik ke Negeri Piramid #7

11 Januari 2020   13:04 Diperbarui: 11 Januari 2020   13:16 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cover oleh Handi Yawan & Ipank Draw

Beberapa hari ini sebagian panitia diliburkan karena para pemuka dan pendeta sedang melakukan pembersihan lapangan utama di Atut Baton.
Sepekan itu tabu bagi orang melakukan aktifitas rutin di lingkungan Atut Baton.

Kain penutup badan Anubis dicuci dan diganti oleh kain yang khusus untuk perayaan besar. Sedangkan Anubis sendiri di bersihkan pula dan dibuat lebih indah sehingga nanti pada waktunya dilihat lebih megah.

Walaupun mereka bisa membersihkan dengan cara mengoperasikan robot-robot, tetapi tidak mereka lakukan. Prosesi yang mereka akui suci, dilakukan dengan tangan mereka langsung.

Dari tempat ini, suara hingar bingar dari sound system musik di panggung tidak terlalu keras dan ritual "cuci kering" kain penutup badan Anubis berlangsung khidmat.
Walaupun demikian acara ini sama penting, sehingga juga turut diliput oleh berbagai media TV dan menjadi pengecualian tabu agar bisa dilihat oleh penonton dari berbagai penjuru dunia.

Para Pemuka adatlah yang melakukan ritual mencuci kain yang panjang dan lebar itu sebagai penutup badan Anubis.
Sementara kain itu dicuci, para pemuka dari kelompok lain yang memasangkan kain yang baru diambil dari kotak penyimpanan khusus untuk perayaan-perayaan besar seperti sekarang.

Para pemuka masing-masing menggunakan jubah dengan aneka hiasan kebesarannya dan dari kelengkapan masing-masing yang membedakan status hirarki mereka.
Pakaian dan aksesoris yang mereka kenakan mirip pada lukisan-lukisan dinding di Piramida Khufu.

Ketika itu para pemuka menyadari kehadiran Mr.
President, mereka beringsut mundur memberi jalan.

Pemuka  Kepala  tergopoh-gopoh  menyambut  Mr.
Presiden yang datang bersama kekasihnya.

Mr. Murag melingkarkan tangannya ke pinggang Mr. President sambil tidak lupa selalu menebar senyum kepada siapa saja.

Herman dan Amanda tahu diri bukan tempat mereka di sini, lalu berjalan menjauhi tempat yang ditabukan untuk diluar kalangan pemuka adat pada waktu-waktu seperti itu, kecuali tentu saja rang-orang penting.

"Ayo kita ke Planetarium!" ajak Amanda dengan semangat. Herman nurut saja tangannya ditarik oleh sang kekasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun